Saham Farmasi Hijau di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19

CNN Indonesia
Senin, 12 Jul 2021 18:27 WIB
Sebagian besar harga saham emiten yang bergerak di sektor farmasi melaju di teritori positif hari ini, Senin (12/7). Ilustrasi. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa).
Jakarta, CNN Indonesia --

Mayoritas harga saham emiten yang bergerak di sektor farmasi melaju di teritori positif hari ini. Kenaikan paling tinggi terjadi pada saham PT Kimia Farma (Persero) Tbk.

Mengutip RTI Infokom, Senin (12/7), harga saham Kimia Farma mendarat di level Rp3.540 per saham pada penutupan hari ini. Harga saham terbang 12,38 persen dari posisi sebelumnya yang berada di level Rp3.150 per saham.

Kenaikan harga saham Kimia Farma terjadi setelah manajemen mempublikasikan rencana penyelenggaraan vaksinasi gotong royong individu atau berbayar. Semula, layanan itu akan dimulai hari ini.

Namun, manajemen menunda pelaksanaan vaksinasi gotong royong individu. Sejauh ini, belum ada kepastian kapan vaksinasi gotong royong individu itu akan dilakukan.

Selain Kimia Farma, saham PT Indofarma (Persero) Tbk melejit 6,51 persen dari Rp3.070 per saham menjadi Rp3.270 per saham. Kenaikan juga terjadi di beberapa saham emiten farmasi swasta.

PT Soho Global Health Tbk salah satunya. Harga saham emiten berkode SOHO itu naik tipis 0,61 persen dari Rp4.980 per saham menjadi Rp4.980 per saham.

Lalu, harga saham PT Tempo Scan Pacific Tbk ditutup di level Rp1.520 per saham. Artinya, harga saham naik 1,67 persen dari perdagangan sebelumnya di level Rp1.495 per saham.

Begitu juga dengan harga saham PT Kalbe Farma Tbk yang naik 1,14 persen. Harga saham berakhir di level Rp1.335 per saham dari sebelumnya di level Rp1.320 per saham.

Kenaikan juga terjadi pada saham PT Darya Varia Laboratoria Tbk sebesar 2,03 persen ke level Rp2.510 per saham. Harga saham perusahaan itu sebelumnya berada di level Rp2.460 per saham.

Saham empat emiten lainnya yang ditutup di zona hijau, antara lain PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk yang naik sebesar 1,33 persen, PT Merck Tbk 1,89 persen, PT Phapros 4,27 persen, dan PT Pyridam Farma Tbk 0,5 persen.

SVP Research Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial mengatakan harga saham berpotensi terus melaju di zona hijau selama kasus penularan covid-19 tinggi di Indonesia. Hal itu membuat permintaan vaksin terus meningkat.

"Intinya selama masih tinggi kasus covid-19 di Indonesia dan tidak ada tanda-tanda turun atau melandai, permintaan akan vaksin masih tinggi," ungkap Janson kepada CNNIndonesia.com.

Menurut Janson, percepatan program vaksinasi menjadi salah satu jalan keluar agar persoalan pandemi covid-19 cepat selesai. Dengan demikian, saham emiten farmasi berpotensi terus menguat dalam beberapa waktu ke depan.

"Satu-satunya jalan mitigasi risiko kematian atau memburuknya covid-19 adalah percepatan akselerasi vaksin. Inilah yang mendorong saham farmasi lebih menguat," kata Janson.

Sementara, Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan menilai salah satu pendorong saham farmasi, khususnya Kimia Farma, adalah rencana penyelenggaraan vaksinasi gotong royong individu atau berbayar.

Namun, ia menilai vaksinasi gotong royong individu tak akan mengerek kinerja Kimia Farmasi secara signifikan. Pasalnya, keuangan perusahaan selama ini sudah cukup kuat ditopang oleh beberapa lini usaha.

"Maka dari itu saya lihat potensi secara teknikal saja," ujar Dennies.

Selain itu, ia menilai rata-rata investor masih memburu saham farmasi. Dengan demikian, Dennies memproyeksi rata-rata saham farmasi menguat 5 persen pada pekan ini. 



(aud/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK