Beda Menabung di Jepang dan RI Versi Dirut Danamon

CNN Indonesia
Jumat, 16 Jul 2021 12:33 WIB
Dirut Bank Danamon menyebut menabung di Indonesia mendapat bunga. Berbeda dengan Jepang, di mana simpanan tidak diberikan bunga, bahkan minus. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia Tbk Yasushi Itagaki mengungkap perbedaan mencolok antara menabung di Jepang dan Indonesia, yaitu terkait bunga simpanan yang ditawarkan.

Nasabah bank di Indonesia, kata Yasushi, mendapat bunga bervariasi tergantung dengan kebijakan bank masing-masing. Berkebalikan, menabung di bank Jepang bunga tabungan yang ditawarkan adalah 0 persen. Bahkan, minus.

"Tidak seperti Indonesia, perbankan di Jepang sudah matang (mature) dan secara operasionalnya juga menyusut. Jadi bunga tabungan yang ditawarkan Jepang nol atau minus," imbuhnya pada webinar Ulang Tahun Bank Danamon ke-65, Jumat (16/7).

Ia menjelaskan bank di Jepang tidak memberikan bunga tabungan karena tidak banyak warga yang mengambil pinjaman. Karena tidak banyak pinjaman yang diberikan bank, maka perbankan pun tak membutuhkan cadangan dalam jumlah banyak.

Warga Jepang yang memiliki uang tunai dalam jumlah besar biasanya memilih instrumen deposito atau menginvestasikan uangnya daripada disimpan di rekening bank. Ini berbeda dengan warga Indonesia yang masih senang menyimpan uang di bank dalam jumlah gemuk.

Melihat hal tersebut, Yasushi menuturkan tantangan yang dihadapi oleh perbankan di Jepang lebih besar dari perbankan Indonesia yang masih terus berkembang.

"Sejujurnya, kami melihat tantangan fundamental yang lebih sulit di perbankan Jepang. Perbankan Indonesia lebih banyak kesempatan dan lebih menguntungkan," terang dia.

Pada kesempatan sama, ia juga mengatakan bahwa salah satu hal yang tengah gencar dilakukan pihaknya adalah mengedukasi anak muda soal literasi keuangan. Untuk diketahui, tingkat literasi keuangan Indonesia masih rendah.

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2019 menunjukkan indeks literasi keuangan baru mencapai 38,03 persen dan indeks inklusi keuangan 76,19 persen.

Yasushi menyebut penting bagi anak muda Indonesia untuk paham soal cara mengelola keuangan dan mengetahui fasilitas keuangan yang ditawarkan perbankan atau layanan keuangan lainnya.

"Dalam rangka menjangkau anak muda, kita harus cerdas digital (digital savvy) dan membantu literasi keuangan sama pentingnya," tandasnya.



(wel/bir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK