Fitch Pangkas Proyeksi Ekonomi RI Karena Lonjakan Covid-19

CNN Indonesia
Selasa, 20 Jul 2021 10:02 WIB
Fitch Ratings menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi RI dari 5,3 persen menjadi 4,8 persen karena kasus covid-19 melonjak.
Fitch Ratings menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi RI dari 5,3 persen menjadi 4,8 persen karena kasus covid-19 melonjak. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma).
Jakarta, CNN Indonesia --

Fitch Ratings, lembaga pemeringkat internasional, menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,3 persen menjadi 4,8 persen akibat meningkatnya risiko dari lonjakan kasus covid-19 beberapa waktu terakhir. Hal ini turut memberi risiko bagi pasar keuangan, baik bank dan non-bank.

"Fitch baru-baru ini menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB 2021 untuk Indonesia menjadi 4,8 persen dari 5,3 persen karena risiko dari meningkatnya infeksi," ungkap Fitch dalam keterangan di situs resminya yang diunggah pada Selasa (13/7).

Kendati begitu, Fitch berharap proyeksi penurunan ekonomi tidak semakin merosot ke depan. Pasalnya, pemerintah Indonesia tengah berusaha mengendalikan lonjakan kasus covid-19 dengan kebijakan PPKM Darurat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, tak hanya menurunkan laju ekonomi, Fitch melihat dampak lonjakan kasus covid-19 di dalam negeri bisa memberi dampak ke sektor keuangan, di mana debitur akan meminta perpanjangan restrukturisasi pinjaman kepada bank dan non-bank. Tujuannya agar mereka bisa menunda kewajiban pengembalian pokok dan bunga kredit.

Padahal, menurut catatan Fitch, restrukturisasi kredit di 12 bank besar sudah naik 21,5 persen pada kuartal I 2021. Permintaannya lebih tinggi dari 5,5 persen pada kuartal I 2020.

Kondisi ini membuat rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) turut membengkak dari 2,6 persen pada kuartal I 2020 menjadi 3,1 persen pada kuartal I 2021.

Begitu pula dengan permintaan restrukturisasi pembiayaan di non-bank, naik 40 persen pada kuartal I 2021 dengan rasio pembiayaan macet (Non Performing Financing/NPF) menjadi 3,7 persen.

Hanya margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) bank yang diperkirakan tetap tumbuh di tengah bayang-bayang lonjakan kasus. Proyeksi ini berasal dari realisasi NIM bank sekitar 4,6 persen pada kuartal I 2021.

"Tetap termasuk yang tertinggi di kawasan ini. Selain itu, bank terus memiliki permodalan yang baik, rasio rata-rata ekuitas umum sebesar 22,2 persen pada akhir kuartal I 2021 adalah yang tertinggi di antara pasar yang diberikan peringkat oleh Fitch di Asia," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]



(uli/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER