EDUKASI KEUANGAN

Menimbang Untung-Rugi Bank Digital

Ulfa Arieza | CNN Indonesia
Sabtu, 24 Jul 2021 09:08 WIB
Kini, sejumlah bank marak mengembangkan bank digital. Lantas, apa saja plus minus bank digital? Dan bagaimana cara memilih bank digital? Simak ulasan berikut.
Tak hanya kelebihan, bank digital pun memiliki kekurangan yang harus dipertimbangkan. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)

Namun, di balik sejumlah keuntungan yang dimiliki oleh bank digital, nasabah juga perlu mengetahui sejumlah risiko yang mengintai bank digital sebagai berikut:

Keamanan Nasabah

Doddy Ariefianto mengatakan bank digital perlu mempertimbangkan cara mengamankan transaksi nasabah. Pasalnya, beda dengan bank konvensional yang menggunakan proses tatap muka, tanda tangan, hingga cap basah, bank digital kebanyakan menghapuskan proses-proses itu karena menggunakan teknologi.

"Bank digital harus memikirkan bagaimana cara mengamankan transaksi nasabah. Jadi, kalau nasabah ingin buka rekening, buka deposito, transfer uang atau apapun, bank harus pikirkan bagaimana cara untuk menggunakannya," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mencontohkan pembukaan deposito pada bank konvensional, pejabat bank membubuhkan tanda tangan yang bisa didokumentasikan dan dilacak oleh pihak bank. Dokumentasi tanda tangan ini digunakan untuk proses verifikasi dari pihak bank bagi keamanan deposito nasabah.

"Jadi, ketika ditempatkan dimana, dia (petugas bank) membuka deposito atas nama seseorang, deposito itu bisa diverifikasi, yang tanda tangan siapa, ada tidak di database bank tersebut. Begitu ada, dilihat tanda tangannya sama tidak, kalau sama bisa dikatakan sah. Sekarang sudah tidak begitu lagi, karena tidak pakai tanda tangan," katanya.

Belum Ada Aturan

Sementara itu, Nailul Huda mengatakan bank digital belum memiliki aturan main tersendiri dari regulator. OJK saat ini masih mempersiapkan aturan baru bank umum yang di dalamnya mencakup pendirian bank digital.

"Minusnya adalah, peraturan hingga saat ini belum ada. Maka, apabila ada kesalahan belum ada pijakan yang kuat bagi nasabah hanya mengacu ke peraturan perbankan secara umum," ujarnya.

Bergantung Jaringan Internet

Jaringan internet seolah menjadi pisau bermata dua bagi bank digital. Di satu sisi ia memberikan keuntungan bagi bank digital untuk menjangkau nasabah dan layanan yang luas, namun di lain pihak menjadi risiko karena bergantung pada kelancaran jaringan internet.

"Minusnya adalah, bila terjadi masalah dengan internet, maka nasabah tidak bisa melakukan akses dan transaksi," ujar Batara Simatupang.

Selain itu, ia menyebut ada risiko dan ancaman dari hacker. Seperti yang terjadi baru-baru ini, seorang nasabah Jenius kehilangan uangnya hingga Rp110 juta karena memberikan informasi bersifat rahasia dan pribadi melalui link tidak resmi sehingga akun Jenius miliknya disalahgunakan oleh pelaku penipuan.

"Namun, bank biasanya sudah melakukan antisipasi dan mitigasi risiko," imbuhnya.

Senada, Paul Sutaryono menilai teknologi bisa menjadi titik lemah bank digital. Karenanya, nasabah bank digital harus memahami bahwa ada potensi risiko ketika sistem gagal, sehingga semua transaksi tidak bisa diakses.

"Kelemahannya juga ada. Misalnya, memiliki potensi risiko teknologi lebih tinggi. Oleh karena itu, bank digital harus sudah siap menghadapi potensi risiko itu," katanya.



Tips Memilih Bank Digital

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER