Setelah mengetahui plus minus bank digital, tibalah nasabah untuk menentukan pilihannya. Nailul Huda menyarankan agar nasabah memilih bank digital yang sudah terdaftar dan berizin dari OJK. Lalu, tak ada salahnya nasabah mencari informasi mengenai pemilik modal, mitra bank digital, hingga portofolio perusahaan sehingga bisa mengetahui kinerja dari sisi perseroan.
"Kemudian, cari info mengenai produk baik tabungan, pinjaman, investasi, dan produk perbankan digital lainnya, kemudian bandingkan keamanan serta biayanya," ujarnya.
Sepakat, Doddy Ariefianto menyarankan nasabah mencari informasi mengenai latar belakang korporasi yang menjalankan bank digital tersebut hingga kinerjanya. Menurutnya, ada perbedaan antara bank digital yang digagas oleh bank dibandingkan perusahaan teknologi keuangan (fintech).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN 5 Cara Hindari Pinjol Agar Tak Dikejar Debt Collector |
"Perlu dilihat bank-nya dari begron ini dimiliki siapa, apakah berasal dari bank, misalnya ada bank buka cabang digital seperti BCA, BTPN, jadi bank memiliki bank digital versus technology company punya bank digital, itu beda biasanya," ujarnya.
Dari sisi risiko, ia menilai bank digital yang merupakan lini bisnis baru dari bank biasanya bisa diminimalisasi. Pasalnya, perusahaan telah memiliki pengalaman menjalankan bisnis serupa.
"Misalnya deposito, biasanya pakai tanda tangan, nah sekarang bank harus pikirkan bagaimana ganti tanda tangan pejabat bank, bisa dipakai teknik enkripsi, bank bisa begitu. Kalau technology company belum tentu bisa pikir ke sana, karena mereka belum pernah menjalankan bisnis bank," ujarnya.