Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7,07 persen pada kuartal II 2021 merupakan capaian tertinggi dalam catatan perekonomian tanah air sejak 2008. Tepatnya, sejak krisis keuangan akibat meledaknya permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) di Amerika Serikat atau dikenal dengan istilah subprime mortgage.
"Pertumbuhan tersebut merupakan pertumbuhan kuartal tertinggi sejak beberapa waktu yang lalu atau sejak subprime mortgage yang lalu," ujar Airlangga saat konferensi pers virtual, Kamis (5/8).
Krisis subprime mortgage atau krisis keuangan karena kredit perumahan yang terjadi pada 2008 lalu di Amerika Serikat (AS). Krisis ini menyeret beberapa negara juga di Eropa dan merambat ke negara-negara Asia lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Tak hanya melebihi catatan sejarah pascakrisis, Airlangga menyatakan ekonomi Indonesia juga mampu tumbuh lebih tinggi dari sejumlah negara di Asia. Misalnya, India yang tumbuh 1,6 persen, Vietnam 6,6 persen, dan Korea Selatan 6,9 persen.
Lebih lanjut, menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini berhasil dicapai Indonesia berkat komponen ekspor yang tumbuh 31,78 persen. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya permintaan global mencapai 8,06 persen.
Selain itu, ia mengklaim hal ini juga didukung oleh stimulus kebijakan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) dari pemerintah mencapai Rp744,75 triliun. Hal ini turut memberi kontribusi ke komponen investasi yang tumbuh 7,54 persen.
Begitu juga dengan konsumsi rumah tangga yang sudah pulih dan melaju di kisaran 5,39 persen. Ia menduga positifnya konsumsi rumah tangga terdorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat dan aktivitas industri pada kuartal II 2021.
Sementara untuk kuartal III 2021, Airlangga berharap ekonomi tetap bisa tumbuh baik selama pemerintah dapat menurunkan jumlah kasus aktif. Targetnya, kasus aktif bisa ditekan ke bawah kisaran 200 ribu kasus dari kondisi saat ini mencapai di atas 500 ribu kasus aktif.
"Dengan positivity rate yang turun dan kasus aktif yang turun, kita berharap ekonomi bisa digenjot ke arah positif kembali di kuartal III. Kita masih melihat kita bisa mendorong kegiatan mobilitas masyarakat karena di Agustus ini kita masih terus menerapkan PPKM yang menekan mobilitas," jelasnya.
Di sisi lain, ia mengklaim pemerintah terus mempercepat program vaksinasi covid-19 kepada masyarakat. Begitu juga dengan peningkatan kapasitas rumah sakit, ketersediaan obat-obatan, dan tenaga kesehatan.