RUU EBT, APBN Diprediksi 'Tekor' Dobel di Masa Depan

CNN Indonesia
Selasa, 10 Agu 2021 20:13 WIB
APBN dinilai bakal terkuras karena harus memberikan subsidi lagi kepada pengembangan energi baru terbarukan melalui PLN.
Panel Surya. (Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Tarif Premium

Sementara itu, Fabby Tumiwa, Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (ISEA) mengatakan ada 40 negara yang menerapkan feed in tariff untuk harga EBT. Dalam mekanisme itu, katanya, memang diberikan tarif premium kepada pengembang.

Feed in tariff merupakan merupakan skema perhitungan harga EBT berdasarkan biaya produksi.

"Dampak kalau dari diberikannya tarif premium, lalu nanti biayanya akan dimasukkan ke dalam tarif listrik pelanggan, misalnya, sehingga tidak disubsidi pemerintah, kan itu bisa juga," kata Fabby, pekan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sehingga, kata dia, jika feed in tariff itu dimasukkan maka sebaiknya dibebankan ke pelanggan bukan ke PLN. Menurutnya, pelanggan tak akan banyak menanggung beban tarif listrik dari EBT tersebut.

Di sisi lain, kata dia, prioritas saat ini adalah dekarbonisasi sehingga penting mendukung EBT.

Sementara itu, PLN saat ini sedang terus mengembangkan pembangkit listrik berbasis EBT demi mendorong pencapaian target Nol Emisi Karbon atauNet Zero Emissionpada 2060.

Dalam mengembangkan EBT, PLN melakukan penyesuaian dengan potensi energi bersih yang melimpah di berbagai wilayah di Indonesia seperi mini/mikrohido, biomassa, energi surya, energi angin, dan lainnya.

Salah satunya, yakni proyek Pembangkit Listrik Tenaga surya (PLTS) Terapung Cirata yang berkapasitas 145 MWAc. Pembangunan PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara itu telah mencapai kesepakatanfinancial closedengan sindikasi tiga bank internasional yaitu Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), Societe Generale, dan Standard Chartered Bank senilai US$140 juta.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan kehadiran dari PLTS Terapung Cirata akan menjadi revolusi pengembangan EBT di dalam negeri karena dapat mengimbangi 214.000 ton emisi karbon dioksida. Dia optimistis pembangkit ramah lingkungan ini dapat beroperasi komersial sesuai jadwal, yakni November 2022.

PLTS Terapung yang menempati area seluas 200 hektare di Waduk Cirata, Jawa Barat, ini ditargetkan menghasilkan energi 245 juta kWh per tahun dan mampu memasok listrik untuk 50.000 rumah.

"Keberhasilan pengembangan proyek ini, ke depannya diharapkan akan mendorong proyek-proyek terobosan di bidang EBT dengan harga yang kompetitif," ungkap Zulkifli dalam rilis, Selasa (3/8).

PLN telah menyiapkan transisi menuju energi bersih sebagai respons terhadap perubahan iklim dan tren penggunaan EBT secara global. Hal ini melandasi perseroan dalam menyiapkan berbagai langkah pengembangan pembangkit berbasis EBT di Kawasan Indonesia Timur.

Artikel ini merupakan bagian dari kampanye "Energi dari Negeri" mengenai RUU Energi Baru dan Terbarukan

(asa)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER