Perlahan tapi pasti, bisnis kerajinan tangan Wiwit berkembang. Mulai dari 1-5 permintaan kerajinan eceng gondok per hari, kini Wiwit bisa menyelesaikan hingga 4.000 kerajinan tangan eceng gondok sesuai pesanan.
Pegawainya pun tak seorang-dua orang. Dia pernah punya 100 pegawai saat menerima pesanan 4.000 kerajinan eceng gondok dalam satu waktu. Pesanan tersebut merupakan permintaan dari luar negeri, mulai Tiongkok hingga negara Eropa.
Orderan yang pernah dibuat Wiwit juga tak hanya sebatas taplak meja dan keranjang buah, ada tas anyaman eceng gondok, topi, hingga kursi-meja, bahkan lemari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Omzet Wiwit pernah mencapai Rp1,5 miliar dalam setahun. Kerajinan eceng gondoknya mulai digemari orang-orang dari berbagai belahan dunia.
"Itu tahun 2016-2017 omzet sampai Rp1,5 miliar karena kami mulai ekspor ke luar negeri," ungkap Wiwit.
Dia juga bercerita, Menteri Sosial Tri Rismaharini pernah meminta lusinan nampan, taplak meja, kotak tisu, hingga keranjang anyaman eceng gondoknya saat masih menjabat sebagai Wali Kota Surabaya pada 2010 lalu.
"Waktu itu diminta bu Risma menampilkan produk anyaman eceng gondok saya, terus dimarahin 'kok kayak gini, bisa lebih bagus enggak?' Dan saya jawab bisa, terus bu Risma minta masing-masing dibuatkan satu untuk sample sampai akhirnya eceng gondok saya sering dipesan untuk souvenir tamu pemkot," kata Wiwit.
Sejak itu, dia juga mulai sering mengikut pangeran UMKM di Surabaya.