Ketika Bisnis Eceng Gondok Rp1,5 M Tersapu Pandemi

CNN Indonesia
Minggu, 22 Agu 2021 10:18 WIB
Pandemi telah menyapu bisnis eceng gondok Wiwit Manfaati yang sempat mencapai omzet hingga Rp1,5 miliar hingga kini hanya Rp20 juta setahun.
Bisnis eceng gondok Wiwit sempat tak ada penghasilan sama sekali pada tiga bulan pertama pandemi. (dok. Melani Putri)

Wiwit menyadari jalan bisnisnya tak akan selalu mulus. Hal itu mulai terasa sejak Maret 2020 silam saat pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia.

Bermacam permintaan dari luar negeri yang biasanya berdatangan kala itu menghilang bak ditelan bumi. Tak ada orderan dalam tiga bulan, tak ada pemasukan bagi Witrove-nama toko kerajinan Wiwit.

"Dari Rp1,5 M jadi Rp0, pernah sama sekali enggak ada orderan dalam tiga bulan saat Covid-19 awal-awal," tutur Wiwit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia dan suami kemudian putar otak agar bisnisnya tak gulung tikar. Mengurangi pegawai terpaksa dilakukannya. Workshop yang biasanya teratur dilakukan juga tak jadi pilihan saat pandemi Covid-19, mereka kemudian mencoba platform penjualan daring.

Supardi, sang suami mulai aktif memasarkan produk daring. Pemasaran di sosial media Instagram dan Facebook mulai masif, hingga platform belanja daring.

"Iya itu kami coba jualan online di toko online itu, tapi harga kalah saing dengan toko lain," kata Supardi.

Sementara menurunkan harga jual lebih rendah tak bisa dilakukan. Sebab, meski eceng gondok bisa didapat dengan mudah dan murah, mereka mesti mengolah bahan mentah tersebut hingga siap dianyam dan produk siap dipasarkan.

Wiwit Manfaati bersama sang suami, Supardi, membuka usaha kerajinan tangan dengan eceng gondok. Bermodal Rp20 ribu saat 2008 silam, Wiwit pernah meraih omzet hingga Rp1,5 miliar dalam setahun. Usahanya kini ikut diterjang pandemi Covid-19.Wiwit saat ditemui di sanggar kerajinan tangan miliknya di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (21/8).Bahan baku mentang eceng gondol yang digunakan Wiwit di sanggar kerajinan tangan miliknya di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (21/8). (dok. Melani Putri)

"Ada penjual eceng gondok, dari situ kami bersihkan kami keringkan dengan asap dan belerang, itu modalnya juga lumayan besar, kemudian dianyam, bayar pegawai, bayar penyulam kalau ditambahkan model sulaman, kami juga pakai pelapis air supaya tidak terkena jamur," jelas Wiwit.

Sama seperti pebisnis lainnya, Witrove juga masih berjuang di masa pandemi Covid-19. Meski tak mudah, Wiwit mengaku bisnisnya masih tetap bisa menghasilkan untuk kebutuhan sehari-hari.

"Kemarin 2020 pemasukan turun ya kira-kira Rp20 juta setahun, tapi ya disyukuri masih ada tabungan untuk modal, masih cukup untuk kebutuhan sehari-hari," tandasnya.

(mel/eks)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER