Startup Satelit AS Virgin Orbit akan Melantai di Bursa AS
Startup penerbang satelit asal Amerika Serikat, Virgin Orbit berencana melantai di bursa Wall Street alias IPO dalam beberapa bulan ke depan. IPO Virgin Orbit yang akan menggunakan kode VORB ditaksir bernilai US$3,2 miliar atau setara Rp46,1 triliun (kurs Rp14.408 per dolar AS).
Virgin Orbit merupakan startup besutan Richard Branson, pendiri Virgin Galactic (SPCE) yang telah terlebih dahulu melantai di bursa pada Oktober 2019. Perusahaan rintisan ini berfokus dalam meluncurkan satelit dengan bobot ringan menggunakan metode peluncuran udara.
Hingga saat ini Virgin Orbit berhasil menerbangkan 3 satelit dengan menggunakan roket Launcher One setinggi 21 meter yang disematkan pada sayap Boeing 747 'Cosmic Girl' di atas Samudra Pasifik.
VORB akan melantai dengan Special-Purpose Acquisition Companies (SPAC) yang kini sedang menjadi favorit banyak investor. Virgin Orbit nantinya akan diambil alih oleh SPAC contohnya adalah NextGen Acquisition Corp II.
Melansir CNN.com, NextGen sendiri sudah melantai di bursa saham pada Maret tahun ini dan nilai pasarnya telah mencapai Rp7,2 triliun.
Beberapa perusahaan akan turut melakukan IPO dengan SPAC. Beberapa diantaranya ialah perusahaan satelit pencitraan bumi Planet dan startup roket Rocket Lab.
Jika Virgin Orbit SPAC telah mencapai kesepakatan, diperkirakan 85 persen pemilik saham sebelumnya akan tetap mempertahankan kepemilikannya.
Pemegang saham tersebut diantaranya Virgin Group, Mubadala Investment Company, the Emirati Sovereign Wealth Fund, hingga karyawannya.
Sebelumnya Virgin Orbit telah melepaskan diri dari Virgin Galactic pada 2017. Kontrak yang dimiliki Virgin Orbit ditaksir mencapai Rp4,3 triliun dan akan memberikan keuntungan hingga Rp28 triliun pada 2026.