Menperin Ungkap Produk Impor Gampang Masuk Indonesia

CNN Indonesia
Rabu, 25 Agu 2021 20:55 WIB
Menperin Agus Gumiwang mengungkapkan produk impor sangat mudah alias gampang masuk ke Indonesia karena banyak lembaga sertifikasi.
Menperin Agus Gumiwang mengungkapkan produk impor sangat mudah alias gampang masuk ke Indonesia karena banyak lembaga sertifikasi. (CNNIndonesia/ Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan produk impor sangat mudah alias gampang masuk ke Indonesia. Kondisi itu ditengarai karena Indonesia memiliki banyak Lembaga Sertifikasi Produk (LS Pro) sehingga memudahkan produk impor mendapatkan sertifikat.

Ia menuturkan jumlah LS Pro di Indonesia mencapai 69 unit. Sebagai perbandingan, Malaysia, Jepang, China, bahkan India hanya memiliki satu lembaga pemberi sertifikat tersebut.

"Ini artinya, negara lain mempersulit importasinya dari luar negeri untuk masuk ke negaranya. Sementara Indonesia gampang saja masuk produk luar," katanya dilansir dari Antara, Rabu (25/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayangnya, kata dia, banyak LS Pro dalam negeri yang 'kalengan' karena tidak memiliki laboratorium uji. Karenanya, Menperin akan mewajibkan LS Pro memiliki laboratorium uji produk yang nantinya akan diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian.

"Ini salah satu cara kami mengurangi jumlah LS Pro. Namun, jika LS Pro tersebut mau berinvestasi (untuk membangun laboratorium), maka itu tidak masalah," imbuhnya.

Selain banyaknya lembaga sertifikasi, ia menilai penyebab mudahnya produk impor masuk ke Tanah Air adalah minimnya instrumen hambatan dagang di Indonesia. Misalnya, Indonesia hanya memiliki 102 safeguard atau instrumen tindakan pengamanan produk dalam negeri. Sementara, China memiliki 1.020 safeguard, Thailand 226, dan Filipina 307.

Selanjutnya, Indonesia hanya memiliki 48 instrumen anti dumping untuk melindungi produk dalam negeri. Sedangkan, India memiliki hingga 280 instrumen anti dumping dan Filipina 250 instrumen.

Tak hanya itu, Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib atau disebut technical barrier to trade yang berlaku di RI hanya 127. Sedangkan, instrumen serupa di Uni Eropa mencapai 4.004, China 1.170, Thailand 585, Filipina 250, dan Malaysia 227. Karenanya, ia menilai hambatan perdagangan Indonesia perlu dibenahi sehingga bisa mengerem produk impor dan melindungi barang buatan dalam negeri.

"Jika instrumen yang kita miliki untuk memproteksi industri dalam negeri itu dapat diperkuat, maka ini sangat bisa membantu keberlangsungan daripada industri dalam negeri," ujarnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Indonesia mencapai US$15,11 miliar pada Juli 2021, atau turun 12,22 persen secara bulanan dari US$17,22 miliar pada Juni. Namun, secara tahunan angkanya masih bertambah 44,44 persen dibandingkan US$10,46 miliar pada Juli 2020.

[Gambas:Video CNN]



(ulf/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER