Pengamat Kritik Penerapan Harga Eceran Beras Tak Efektif

CNN Indonesia
Kamis, 26 Agu 2021 16:06 WIB
Pengamat menilai Harga Eceran Tertinggi (HET) beras yang diberlakukan pemerintah tidak efektif.(CNN Indonesia/Adi Maulana).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengamat pangan Tito Pranolo menilai Harga Eceran Tertinggi (HET) beras yang diberlakukan pemerintah tidak efektif karena masih banyak yang menjual di atas HET.

"Tapi BPS dan Bulog mencatat harga beras masih di atas HET. Kalo kita bicara efektif, mungkin menjadi tidak efektif," ujar Tito, dalam webinar Efektivitas HET Beras, Kamis (26/8).

Ia menambahkan, jika HET sudah berlaku maka seharusnya tidak ada lagi beras yang dijual lebih tinggi dari yang ditetapkan. Namun, kenyataannya harga beras di masyarakat masih bisa ditemui dengan harga yang tinggi.

Peneliti INDEF Rusli Abdullah menilai HET tidak efektif dalam meredam harga beras. Pasalnya, selisih harga beras dengan HET secara nasional sangat bervariasi.

Rusli memaparkan berdasarkan data Kemendag, DKI Jakarta menjadi daerah dengan tingkat selisih harga beras tertinggi hampir menyentuh Rp4.500 per Kg pada 2018. Sementara Nusa Tenggara Barat menjadi provinsi dengan selisih HET terendah hingga di bawah Rp500 per Kg.

Pemerintah sendiri telah menetapkan HET beras melalui Peraturan Menteri Perdagangan RI (Permendag) No. 57/M-DAG/PER/8/2017 tentang penetapan harga eceran tertinggi beras.

Berdasarkan aturan ini, HET beras di wilayah Jawa, Lampung dan Sumatera Selatan berada di kisaran Rp9.450 hingga Rp12.800 per Kg.

Sementara, melihat Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) harga beras berkisar Rp11.050 hingga Rp16.000 per Kamis, (26/8).



(fry/age)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK