Uang Kuliah Sumbang Inflasi Agustus 0,03 Persen

CNN Indonesia
Rabu, 01 Sep 2021 11:37 WIB
BPS mencatat inflasi 0,03 persen pada Agustus 2021 disumbang oleh uang kuliah karena tahun ajaran baru, dan juga minyak goreng. Ilustrasi. (iStock/baona).
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) meningkat atau inflasi sebesar 0,03 persen secara bulanan pada Agustus 2021. Sementara, secara tahun berjalan dan tahunan, masing-masing inflasi 0,84 persen dan 1,59 persen.

Inflasi tersebut lebih rendah dari 0,08 persen pada Juli 2021. Namun, lebih tinggi dari Agustus 2020 yang mengalami deflasi 0,05 persen.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan inflasi berasal dari kelompok pendidikan dengan inflasi 1,2 persen dan andil 0,07 persen. Hal ini terjadi karena ada kenaikan uang pendidikan seiring dengan tahun ajaran baru.

"Inflasi ini karena kenaikan harga minyak goreng dan uang kuliah karena ajaran baru, masing-masing dengan andil 0,02 persen," ucap Setianto dalam konferensi pers virtual, Rabu (1/9).

Sementara, komponen pengeluaran yang menimbulkan deflasi berasal dari penurunan harga cabai, daging ayam ras, cabai merah, bayam, buncis, kacang panjang, sawi hijau, dan tarif angkutan udara.

Secara rinci, penyumbang inflasi berasal dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga inflasi 0,05 persen dengan andil 0,01 persen.

Lalu, perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga inflasi 0,27 persen dengan andil 0,01 persen dan kesehatan inflasi 0,32 persen dengan andil 0,01 persen.

Kemudian, kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran inflasi 0,1 persen dengan andil 0,01 persen dan perawatan pribadi dan jasa lainnya inflasi 0,15 persen dengan andil 0,01 persen.

Sisanya mengalami deflasi, seperti kelompok makanan, minuman, dan tembakau deflasi 0,32 persen dengan andil minus 0,08 persen. Selanjutnya, kelompok pakaian dan alas kaki deflasi 0,07 persen dengan andil nol persen.

Diikuti kelompok transportasi deflasi 0,05 persen dengan andil minus 0,01 persen, informasi, komunikasi, dan jasa keuangan deflasi 0,01 persen dengan andil nol persen. Sedangkan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya deflasi 0,07 persen dengan andil nol persen.

Berdasarkan komponennya, komponen bergejolak (volatile foods) deflasi 0,64 persen dengan andil minus 0,11 persen.

Komponen volatile foods, terdiri dari komponen energi dengan deflasi 0,02 persen dan andil nol persen, komponen bahan makanan deflasi 0,55 persen dan andil minus 0,1 persen, dan lainnya inflasi 0,19 persen dengan andil 0,13 persen.

Lalu, inflasi inti sebesar 0,21 persen dan andil 0,14 persen. Sementara komponen harga diatur pemerintah (administered price) inflasi 0,02 persen dengan andil nol persen.

Berdasarkan wilayah, deflasi terjadi di 34 kota dari 90 kota IHK. Sementara 56 kota lainnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kendari sebesar 0,62 persen dan inflasi terendah di Tanjung 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar 1,04 persen dan deflasi terendah di Meulaboh, Sukabumi, dan Timika 0,03 persen.

"Inflasi tinggi di Kendari antara lain karena harga ikan layang, ikan kembung, bayam, ikan selar, dan ikan teri," tandasnya.



(uli/bir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK