Penantian Keputusan The Fed Buat Rupiah Lesu Rp14.282
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.282 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Rabu (1/9) sore. Posisi ini melemah 15 poin atau 0,11 persen dari Rp14.267 persen pada Selasa (31/8).
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.284 per dolar AS atau menguat dari Rp14.306 per dolar AS pada Selasa kemarin.
Rupiah melemah bersama peso Filipina minus 0,63 persen, baht Thailand minus 0,44 persen, yen Jepang minus 0,29 persen, rupee India minus 0,15 persen, dolar Singapura minus 0,13 persen, yuan China minus 0,07 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,02 persen.
Sedangkan won Korea Selatan menguat 0,18 persen dan ringgit Malaysia menguat 0,08 persen dari dolar AS. Sebaliknya, mayoritas mata uang utama negara maju justru berada di zona hijau.
Hanya franc Swiss yang melemah 0,26 persen dari dolar AS, sedangkan euro Eropa stagnan. Sisanya, dolar Australia menguat 0,36 persen, rubel Rusia 0,34 persen, dolar Kanada 0,19 persen, poundsterling Inggris 0,03 persen.
Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong menilai pelemahan rupiah pada hari ini lebih karena faktor teknikal setelah menguat dalam dua hari sebelumnya. Hal ini terjadi sejalan dengan mata uang Asia lainnya.
"Lebih ke faktor teknis saja, karena mata uang Asia lain juga melemah dari dolar AS," ucap Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Sementara sentimen di pasar keuangan masih belum berubah, yaitu pasar menanti kepastian dari kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve yang sebelumnya sempat memberi sinyal akan terjadi tapering.
Hal ini berpotensi mengurangi likuiditas di pasar. Sedangkan dari dalam negeri, belum ada sentimen baru usai pelonggaran kebijakan PPKM yang berlaku pada 31 Agustus sampai 6 September 2021.