Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut publik tidak bisa membandingkan kebijakan ekonomi antara RI dan AS karena perbedaan ukuran, kebutuhan, dan tujuan kedua negara. Menurut dia, tidak sepadan membandingkan kebijakan Gedung Putih mengucurkan stimulus US$2 triliun untuk pembangunan infrastruktur selama 8 tahun.
Ani, akrab sapaannya, menekankan perbedaan kapasitas fiskal antara RI dan AS. Misal, AS merupakan kasus khusus di mana mata uangnya dijadikan acuan dunia sehingga negara memiliki keleluasaan untuk mencetak uang, sedangkan RI tidak.
Selain itu, lanjut Ani, ukuran ekonomi AS mencapai US$30 triliun, sedangkan Indonesia hanya US$1,5 triliun, sehingga perbandingan tidak sepadan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
"Jadi beda banget kalau bicara kedua negara, makanya kita selalu bilang persentase terhadap GDP karena ukurannya beda. Engga bisa memakai nominal yang sama membandingkan," katanya saat mengisi webinar FEB Unpad pada Jumat (3/9).
Kendati kebijakan US$2 triliun tersebut akhirnya disahkan, namun Ani menyebut pengambilan keputusan terbilang alot. Ia menyebut terjadi ping-pong yang cukup lama antara Gedung Putih dan Dewan Kongres AS.
Lagi-lagi berbeda dengan Indonesia, ia menyebut komunikasi antara Pemerintah RI dan DPR RI cukup lancar. Ani mengatakan dalam rapat kerja dengan anggota DPR, pemerintah dan DPR bisa sepakat dan membuat kebijakan tanpa tertunda.
Berbeda lagi bila bicara soal pajak korporasi (corporate income tax). Ia menyebut tingkat pajak korporasi RI kerap dibandingkan dengan Singapura yang menetapkan perpajakan perusahaan rendah di level 17 persen.
Kendati menyebut struktur penerimaan dan kebutuhan perpajakan kedua negara berbeda, namun Ani mengaku tidak masalah terus dibanding-bandingkan karena Singapura memang negara tetangga RI.
"Singapura itu corporate income taxnya 17 persen, makanya kita selalu ditanyakan Indonesia corporate income tax-nya tinggi padahal kebutuhan beda tapi enggak apa-apa wong kita enggak bisa milih," pungkas Ani.