Dirut RNI Ungkap Jokowi Sudah Tanda Tangan Merger BUMN Pangan

CNN Indonesia
Kamis, 16 Sep 2021 14:34 WIB
PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) selaku kepala BUMN pangan menyatakan pembentukan klaster pangan sudah hampir rampung.
PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) selaku kepala BUMN pangan menyatakan pembentukan klaster pangan sudah hampir rampung.(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar).
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) selaku kepala BUMN pangan menyatakan pembentukan klaster pangan sudah hampir rampung.

Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi mengungkap proses perseroan Perum Perindo telah rampung dan merger BUMN pangan tersebut sudah mendapat restu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Update klaster pangan, proses perseroan sendiri, Perindo sudah selesai, kemudian merger saya dengar sudah ditandatangani Pak Presiden," jelasnya pada peluncuran aplikasi Warung Pangan, Kamis (16/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut setelahnya akan dilakukan proses inbreng saham untuk pembentukan holding BUMN pangan. Secara total, ada satu kepala dan delapan anggota holding BUMN pangan dengan total aset senilai Rp28 triliun.

Mereka adalah PT Berdikari (Persero), Perum Perikanan Indonesia Persero atau Perindo, PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus, dan PT Pertani (Persero).

Selanjutnya, PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR Logistics, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI, dan PT Garam (Persero).

Investasi Cold Storage

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Menteri BUMN Erick Thohir meresmikan tiga fasilitas pendingin klaster pangan BUMN dengan total investasi Rp10 miliar. Cold storage ini nantinya akan dipakai untuk menyimpan produk daging, sayur, dan buah-buahan.

Menurut Lutfi, rantai dingin tidak bisa dihindari oleh pelaku usaha pangan, termasuk BUMN. Ia menilai rantai dingin merupakan salah satu modal BUMN pangan dalam menghadapi tantangan memasok rantai makanan.

"Rantai dingin di Indonesia ini banyak sekali tantangannya karena dibilang 17 persen menurut studi di Indonesia (pangan) yang rusak karena rantai dingin tidak benar," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]



(wel/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER