Dugaan Manipulasi, Bank Dunia Setop Laporan EODB

CNN Indonesia
Jumat, 17 Sep 2021 14:44 WIB
Bank Dunia menghentikan sementara laporan soal kemudahan berusaha. Itu dilakukan terkait dugaan manipulasi data EODB.
Bank Dunia menghentikan sementara laporan soal kemudahan berusaha. Itu dilakukan terkait dugaan manipulasi data EODB. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Manajemen Bank Dunia (World Bank) menghentikan sementara laporan ease of doing business (EODB) pada periode berikutnya. Hal ini terjadi setelah penyimpangan data EODB pada 2018 dan 2020.

Mengutip keterangan resmi Bank Dunia, Jumat (17/9), Bank Dunia sedang mengaudit atas laporan dan metodologi yang digunakan dalam membuat laporan EODB. Manajemen juga melaporkan sikap mantan pejabat dewan serta staf Bank Dunia terkait laporan EODB edisi 2018 dan 2020.

Hal ini karena laporan internal mengangkat masalah etika dalam pembuatan EODB periode 2018 dan 2020. Setelah meninjau semua informasi yang tersedia terkait EODB, maka Bank Dunia menghentikan laporan EODB.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Bank Dunia tetap berkomitmen kuat untuk memajukan peran sektor swasta dalam pembangunan dan memberikan dukungan kepada pemerintah dalam merancang aturan terkait kemudahan berbisnis.

Untuk ke depannya, Bank Dunia akan mengerjakan metodologi baru untuk menilai iklim bisnis dan investasi. Sementara, mengutip AFP, Kepala IMF Kristalina Georgieva Kristalina Georgieva membantah temuan terkait manipulasi laporan demi menghindari kemarahan China.

Hal ini terlihat dalam hasil penyelidikan independen Bank Dunia.

[Gambas:Video CNN]

"Saya secara fundamental tidak setuju dengan temuan dan interpretasi investigasi penyimpangan data terkait peran saya dalam laporan doing business Bank Dunia 2018," katanya dalam sebuah pernyataan.

Ia mengatakan tuduhan itu dapat merusak reputasinya dan memberikan dasar bagi kritik lama AS terhadap organisasi multilateral dan perlakuan mereka terhadap China.

"Ini adalah temuan serius," kata Departemen Keuangan AS dalam sebuah pernyataan.

Georgieva mengatakan telah memberitahu dewan IMF mengenai situasi tersebut. Dewan diharapkan bertemu untuk membahas masalah ini, tetapi belum jelas kapan pembahasan akan dilakukan.

Diketahui, laporan kemudahan berusaha memeringkat negara-negara berdasarkan peraturan bisnis dan reformasi ekonomi.

Sementara, hasil dari penyelidikan independen, Beijing mengeluh tentang peringkatnya yang ke-78 di laporan edisi 2017. Lalu, laporan tahun depan menunjukkan bahwa posisi Beijing akan turun lebih jauh.

Staf pemberi pinjaman pembangunan yang berbasis di Washington sedang mempersiapkan laporan edisi 2018. Sementara, para pemimpin tengah terlibat dalam negosiasi untuk meningkatkan modal pinjamannya yang bergantung dengan kesepakatan China dan Amerika Serikat (AS).

Dalam minggu-minggu terakhir sebelum laporan dirilis pada Oktober 2017, Presiden Bank Dunia Jim Kim dan Georgiva meminta staf untuk memperbarui metodologi terkait China.

Hal ini berdasarkan penyelidikan oleh firma hukum WilmerHale.

Kim membahas peringkat dengan pejabat senior China yang kecewa dengan peringkat negara itu. Tawar menawar itu membutuhkan dukungan dari presiden AS saat itu, yakni Donald Trump.

Di tengah tekanan dari manajemen atas, staf mengubah beberapa data yang meningkatkan peringkat China pada 2018 sebanyak tujuh peringkat menjadi 78.

(aud/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER