Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi negara berkembang di Asia tahun ini akibat lambatnya program vaksinasi covid-19, lonjakan kasus, dan penguncian wilayah (lockdown).
Di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Filipina, laju ekonomi tahun ini diperkirakan melambat jadi 3,1 persen, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,4 persen.
Kemudian, ADB memperkirakan wilayah Pasifik berkontraksi 0,6 persen, setelah memperkirakan pertumbuhan 1,4 persen pada April.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Revisi ini dikarenakan negara di wilayah terkait masih berjuang mendapatkan dosis vaksin yang cukup untuk menciptakan kekebalan komunal.
Kekurangan dosis vaksin covid-19 juga menghambat upaya membentuk kekebalan komunal di wilayah luas yang membentang dari Kepulauan Cook di Pasifik ke Kazakhstan di Asia Tengah.
Menurut ADB, tak tersedianya vaksin covid-19 memudarkan perlindungan sekaligus meningkatkan permintaan untuk suntikan booster.
Keadaan tersebut kontras dengan wilayah negara maju seperti AS yang sudah melakukan vaksinasi terhadap 50 persen penduduknya dan hampir 60 persen di Uni Eropa.
Lihat Juga : |
ADB mengingatkan peluncuran vaksin covid-19 yang tertunda dan munculnya varian baru menjadi salah satu risiko terbesar terhadap prospek ekonomi. Keterlambatan juga berpotensi merusak dalam jangka panjang.
"Hilangnya pendapatan yang disebabkan oleh pandemi berpotensi meninggalkan 'bekas luka' yang bertahan lama dan memiliki efek multidimensi pada ekonomi regional," kata ADB, dikutip pada Rabu (22/9).
ADB menilai upaya mengurangi kemiskinan di negara berkembang Asia mengalami kemunduran untuk setidaknya dua tahun dan penutupan sekolah yang berkepanjangan akan menyebabkan kerugian pembelajaran dan penghasilan yang lebih tinggi dari perkiraan.
Sementara ekonomi regional diperkirakan akan berkembang tahun ini dan berikutnya, namun pemulihan menyimpang dari perkiraan pada paruh pertama 2021 karena varian Delta yang sangat menular melanda beberapa negara.
Pada dua pertiga negara berkembang Asia, populasi yang telah divaksinasi lengkap baru 30 persen atau lebih rendah.
"Pertumbuhan cenderung lebih kuat di ekonomi yang paling maju dalam mengendalikan pandemi," katanya.
Lebih lanjut, ADB memperkirakan negara wilayah Asia Timur mampu tumbuh 7,6 persen, naik dari perkiraan sebelumnya di kisaran 7,4 persen. Pertumbuhan ditopang oleh tingkat vaksinasi yang tinggi dan pemerintahan yang dengan cepat menekan penyebaran wabah.