Krisis Evergrande Tekan Rupiah ke Rp14.258 per Dolar AS

CNN Indonesia
Jumat, 24 Sep 2021 16:01 WIB
Nilai tukar rupiah melemah 0,11 persen ke Rp14.258 per dolar AS pada perdagangan Jumat (24/9) sore. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI).
Jakarta, CNN Indonesia --

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.258 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (24/9) sore. Posisi ini melemah 0,11 persen dari perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.242 per dolar AS.

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang menempatkan rupiah di posisi Rp14.250 per dolar AS atau menguat dari perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.256 per dolar AS.

Dari eksternal, mayoritas mata uang di Asia bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Terpantau, peso Filipina melemah 0,58 persen, ringgit Malaysia melemah 0,14 persen, dan rupee India melemah 0,16 persen.

Kemudian, yuan China melemah 0,11 persen, yen Jepang melemah 0,01 persen, won Korea Selatan melemah 0,08 persen, dolar Singapura melemah 0,23 persen, dan baht Thailand melemah 0,05 persen.

Sementara, mata uang utama negara maju bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Tercatat, dolar Kanada melemah 0,31 persen, poundsterling Inggris menguat 0,13 persen, dan euro Eropa melemah 0,06 persen.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan pasar masih mewaspadai persoalan utang Evergrande. Hal ini mempengaruhi gejolak di pasar uang.

"Evergrande yang berutang besar masih berpotensi gagal bayar yang mungkin bisa mengganggu pasar keuangan global," ungkap Ariston kepada CNNIndonesia.com.

Senada, Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong mengatakan dolar AS menguat karena kekhawatiran pasar terhadap masalah utang Evergrande meningkat. Hal ini menyebabkan mayoritas mata uang tunduk di hadapan dolar AS.

"Kekhawatiran terhadap Evergrande menyebabkan dolar AS kembali menguat," terang Lukman.

Diketahui, Evergrande terlilit utang hingga US$300 miliar atau Rp4.277 triliun (asumsi kurs Rp14.256 per dolar AS). Raksasa real estate asal China ini mulanya berutang untuk mendanai pertumbuhan properti beberapa tahun lalu.



 

(aud/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK