OVO mengatakan perubahan struktur kepemilikan saham merupakan hal yang wajar bagi perusahaan teknologi. Hal ini merespons pemberitaan penambahan saham Grab di OVO.
"Perubahan struktur kepemilikan (saham) merupakan bagian wajar dari perjalanan perusahaan teknologi," ungkap manajemen OVO dalam keterangan resmi, Selasa (5/10).
Sementara, OVO menyatakan pihaknya sedang berkonsultasi dan berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) terkait restrukturisasi. Manajemen memastikan proses restrukturisasi akan selaras dengan aturan BI dan regulasi pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Selanjutnya, OVO dan Grab berkomitmen kepada BI, OJK, dan pemerintah untuk mengembangkan bisnis perusahaan ke depannya. OVO berharap dapat mengakselerasi transformasi digital dan dapat menjadi sentral dalam memfasilitasi transaksi digital.
"Dengan dukungan pemegang saham termasuk sejumlah investor lokal yang akan segera masuk, OVO berharap untuk dapat mengakselerasi transformasi digital," jelas manajemen OVO.
Manajemen OVO juga memastikan pihaknya akan tetap menjadi salah satu metode pembayaran di ekosistem Tokopedia dan Lippo Grop. Sebagai informasi, Grab disebut-sebut sedang menunggu persetujuan dari regulator untuk menambah jumlah saham di OVO menjadi 90 persen.
Dilansir dari Reuters, tiga sumber yang mengetahui kesepakatan tersebut mengatakan bahwa Grab telah membeli saham OVO dan platform e-commerce Tokopedia.
Menurut pengajuan peraturan yang diserahkan kepada pihak berwenang Indonesia, dalam tahap pertama, yakni restrukturisasi, saham Grab akan berkembang dari 39 persen menjadi 90 persen.
OVO merupakan salah satu e-wallet terbesar di Indonesia. Pada 2019, OVO bernilai US$2,9 miliar atau setara dengan Rp41,35 triliun (dengan asumsi kurs Rp14.262 per dolar AS). Aplikasi ini pun telah diunduh lebih dari 100 juta kali.