ANALISIS

Goodbye dari Dolar AS Tak Semudah Membalikkan Telapak Tangan

Wella Andany | CNN Indonesia
Kamis, 07 Okt 2021 07:13 WIB
Penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan memang mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS jika implementasinya maksimal.
Penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan memang mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS jika implementasinya maksimal. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto).

Ekonom Senior Indef Aviliani menyebut salah satu kelemahan dari LCS adalah besarnya pinjaman di RI maupun belahan dunia lainnya dalam bentuk dolar AS.

Menurut Aviliani, pengusaha yang punya utang dalam bentuk dolar AS bakal 'ogah' beralih menggunakan kurs lokal karena jadi harus konversi dua kali dan sudah kepalang tanggung mempunyai cadangan kas dalam bentuk dolar AS.

Terlebih, ia menyebut saat ini 80 persen perdagangan internasional masih bergantung pada dolar AS, sehingga implementasi di lapangan tidak semudah membalikkan telapak tangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau punyanya yuan yang banyak, berarti kita harus konversi lagi ke dolar AS untuk bayar utang, tapi untuk jangka panjang sih sangat bagus tapi problem lamanya belum terselesaikan," terangnya.

Kerja sama bilateral satu hal, namun implementasinya di lapangan jadi persoalan lain. Aviliani menuturkan PR besar yang menanti dalam realisasinya adalah mengubah persepsi masyarakat terutama dunia usaha dalam meninggalkan dolar AS.

Maklum, acuan dolar AS sudah dipakai lama dan sudah tertanam persepsi bahwa mata uang paling stabil adalah dolar AS. Selain itu, dia menilai masih kental pandangan bahwa dolar AS merupakan mata uang superior atau yang paling dianggap dunia.

Sehingga, ia mengatakan BI perlu memberikan insentif bagi pelaku usaha dan masyarakat agar penggunaan kurs lokal bisa digenjot.

"Misal saat tukar dikasih harga lebih stabil sehingga tidak terlalu bergejolak, harus ada hal yang membuat orang tertantang mau pakai mata uang di luar dolar AS," ungkap Aviliani.

Dari sisi pelaksanaannya, ia mengingatkan BI dan perbankan yang ditunjuk untuk memastikan cadangan devisa di luar dolar AS mencukupi kebutuhan. Ia juga menekankan bahwa perbankan harus siap mata uang lokal dalam bentuk besar guna meyakinkan masyarakat untuk putar haluan.

Di luar itu, Aviliani menilai langkah awal LCS sudah tepat sebagai upaya menstabilisasi rupiah mengingat kerja sama LCS mencakup negara tetangga di ASEAN dan mitra dagang utama RI, seperti China dan Jepang.

(bir)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER