Pertumbuhan Manufaktur Belum Tutup Kerugian Selama Pandemi

CNN Indonesia
Kamis, 07 Okt 2021 19:11 WIB
Ekonom mengatakan sektor manufaktur, transportasi, dan akomodasi sudah mulai tumbuh positif. Namun, belum bisa mengompensasi kerugian selama pandemi covid-19.
Ekonom mengatakan sektor manufaktur, transportasi, dan akomodasi sudah mulai tumbuh positif. Namun, belum bisa mengompensasi kerugian selama pandemi covid-19.Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Ekonom Raden Pardede mengatakan sektor manufaktur, transportasi, dan akomodasi sudah mulai tumbuh positif sejak kuartal II 2021. Namun, hal itu belum bisa mengompensasi kerugian yang terjadi selama pandemi covid-19.

Raden menjelaskan sektor manufaktur, akomodasi, dan transportasi jeblok sejak 2020 akibat pandemi. Bahkan, sektor-sektor itu masih turun hingga kuartal I 2021.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor transportasi dan pergudangan minus 13,12 persen, akomodasi dan makan minum minus 7,26 persen, dan industri (manufaktur) minus 1,38 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, ketiga sektor sudah mulai pulih pada kuartal II 2021. Tercatat, sektor transportasi dan pergudangan meningkat 25,1 persen, akomodasi dan makan minum meningkat 21,58 persen, serta industri pengolahan meningkat 6,58 persen.

"Tapi belum bisa mengompensasi kerugian-kerugian," kata Raden dalam Indonesia Knowledge Forum X 2021, Kamis (7/10).

Sementara, terdapat beberapa sektor yang tetap stabil di tengah pandemi covid-19. Beberapa sektor itu, seperti kesehatan dan komunikasi.

"Komunikasi ini semua pakai Zoom, Whatsapp, media sosial ramai. Kesehatan juga, perhatian untuk kesehatan naik," terang Raden.

Berdasarkan catatan BPS, sektor infokom meningkat 8,72 persen dan jasa kesehatan meningkat 3,64 persen pada kuartal I 2021. Kemudian, sektor infokom kembali naik sebesar 6,87 persen dan jasa kesehatan naik 11,62 persen pada kuartal II 2021.

"Ada sektor-sektor yang positif meski di tengah covid-19, tapi sektor manufaktur, akomodasi, dan transportasi tertekan luar biasa," ujar Raden.

Sebagai informasi, ekonomi Indonesia tumbuh 7,07 persen secara tahunan pada kuartal I 2021. Angka ini untuk pertama kalinya positif setelah minus terus-menerus sejak kuartal II 2021.

Rinciannya, ekonomi Indonesia terkontraksi 5,32 persen pada kuartal II 2020, minus 3,49 persen pada kuartal III 2020, minus 2,19 persen pada kuartal IV 2020, dan minus 0,71 persen pada kuartal I 2021.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh 3,7 persen-4,5 persen pada tahun ini. Angkanya turun dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 4,5 persen-5,3 persen.

Pemerintah sudah merevisi target pertumbuhan ekonomi dua kali. Mulanya, tarhet pertumbuhan ekonomi tahun ini mencapai 4,5 persen-5,5 persen.

[Gambas:Video CNN]



(aud/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER