Ibu-ibu rumah tangga tak perlu khawatir kehabisan tepung saat memasak. Begitu pula, bapak-bapak yang candu menghisap rokok. Ada Alfamart, ritel modern, yang hadir di setiap pengkolan jalan. Di balik setiap gerai mini market yang jumlahnya bejibun itu, ada nama Djoko Susanto sang pendiri dan CEO Alfamart.
Nama Djoko Susanto mungkin tidak seakrab pengusaha-pengusaha kakap di Indonesia, seperti Hartono bersaudara, Mochtar Riady dan keluarga, Dato Sri Tahir, atawa Jerry Ng. Namun, Djoko Susanto masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia.
Menurut Forbes, kekayaan Djoko Susanto mencapai US$2,3 miliar atau setara Rp32,7 triliun (kurs Rp14.250 per dolar AS) pada 8 Oktober 2021.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Kekayaannya sedikit menurun, tetapi posisinya tercatat sebagai orang terkaya ke-19 di Indonesia. Naik dari tahun 2019 di urutan ke-20.
Djoko Susanto lahir dengan nama Kwok Kwie Fo pada 9 Februari 1950. Ia adalah anak keenam dari 10 bersaudara.
Tidak seperti pengusaha sukses pada umumnya yang berhasil menyelesaikan studi hingga tingkat tertinggi, Djoko Susanto harus putus sekolah.
Pada usia 17 tahun, ia sudah mulai mengelola usaha milik orang tuanya, kios yang menjual bahan-bahan makanan dan rokok di Pasar Arjuna, Jakarta.
Lihat Juga : |
Jaringan yang dipeliharanya banyak hingga menarik perhatian Putera Sampoerna, pengusaha rokok dan tembakau terbesar yang dikenal lewat perusahaan PT HM Sampoerna Tbk.
Keduanya pun menjalin kerja sama dan sepakat mengawali 15 kios di beberapa lokasi di Jakarta. Pada 27 Agustus 1989, lahirlah Alfa Toko Gudang Rabat dengan konsep mini market.
Alfa Toko Gudang Rabat inilah yang kemudian menjadi cikal bakal kesuksesan Djoko Susanto sebagai bos Alfamart dan Alfamidi yang gerainya mudah ditemukan sejauh mata memandang.
Ia melanjutkan kemitraan dengan Putera Sampoerna hingga 2005, sampai lambat laun mengambil bagian terbesar dari Alfa dan mengembangkannya di bawah merek Alfa di bawah pengelolaan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk.
Lebarkan Sayap Usaha
Dibalik wajah kalemnya, boleh dibilang Djoko Susanto merupakan sosok yang gigih. Buktinya, ia tidak berhenti dengan Alfamart, tapi justru melebarkan sayap usahanya dengan mendirikan anak usaha PT Sumber Indah Lestari yang bergerak di bidang usaha kesehatan dan kecantikan.
Kemudian, ia mengakuisisi tambahan saham PT Midi Utama Indonesia Tbk dan mendirikan lagi anak perusahaan Alfamart Retail Asia Pte. Ltd. untuk merambah pasar Filipina.
Lihat Juga : |
Pada 2015, ia juga mendirikan PT Sumber Trijaya Lestari dikenal sebagai Alfacart untuk melayani perdagangan eceran melalui internet.
Kemudian, dua tahun berikutnya, lahir PT Sumber Wahana Sejahtera yang bergerak di bidang jasa titipan dan pengiriman paket.
Dan sekarang, di lebih dari 21 tahun Alfamart berkibar, tercatat ada lebih dari 14.300 gerai yang beroperasi di Indonesia dan lebih dari 750 gerai beroperasi di Filipina.