Pengusaha Hotel Minta Pemda DIY Mulai Buka 1 Wisata Pantai

CNN Indonesia
Selasa, 12 Okt 2021 11:53 WIB
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia menilai pembukaan pantai di Gunungkidul, Yogyakarta akan mengerek lama tinggal wisatawan selama pandemi.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia menilai pembukaan pantai di Gunungkidul, Yogyakarta akan mengerek lama tinggal wisatawan selama pandemi. Ilustrasi. (istockphoto/khafid mukriyanto).
Yogyakarta, CNN Indonesia --

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengusulkan uji coba pembukaan destinasi wisata pantai. Hal itu untuk mendongkrak lama tinggal (length of stay) wisatawan selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Ketua PHRI DIY Deddy Pranawa Eryana menjelaskan pantai adalah salah satu obyek wisata yang berkontribusi besar terhadap lama kunjungan wisatawan di DIY.

Menurut Deddy, dengan durasi tinggal yang lebih lama otomatis okupansi hotel berbintang maupun nonbintang ikut terangkat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk itu kami usul setidaknya ada 1 destinasi pantai yang uji coba buka di Jogja (DIY) ini," kata Ketua PHRI DIY Deddy Pranawa Eryana saat dihubungi, Selasa (12/10).

Deddy mengungkapkan wisatawan biasanya banyak menginap usai dari pantai. Selain itu, pantai juga menjadi destinasi wisata berbagai kalangan, termasuk menengah ke bawah.

Jika usul tersebut diterima, PHRI berharap pemerintah bisa mengedepankan pantai-pantai di Kabupaten Gunungkidul, layaknya Indrayanti atau Baron. Hotel dan resto tersertfikasi CHSE di sana, kata Deddy, sudah lama tak menerima kunjungan lantaran wisatawan selalu diputar balik.

"Kalau belum ada kode QR untuk PeduliLindungi, pengunjung bisa diminta menyerahkan kartu vaksin dulu waktu di pantai," lanjutnya.

Ia meyakini, selama hotel, resto, pengelola wisata pantai, serta pengunjung sama-sama bisa disiplin menerapkan protokol kesehatan maka akan aman dari paparan covid-19.

Lebih jauh, Deddy meyakini pariwisata DIY perlahan mulai bergairah seiring turunnya rekomendasi pemerintah pusat kepada tujuh destinasi wisata untuk beroperasi secara terbatas di waktu pandemi Covid-19 dan PPKM berlevel ini.

Ketujuh destinasi wisata itu antara lain Gembira Loka Zoo di Kota Yogyakarta; Candi Ratu Boko, Taman Tebing Breksi, dan Merapi Park di Kabupaten Sleman. Lalu, Pinus Pengger, Seribu Batu, dan Hutan Pinussari Mangunan di Bantul.

Hanya saja, bagi PHRI, beroperasinya tujuh itu belum begitu terasa dampaknya ke tingkat hunian hotel. Pasalnya, wisatawan yang datang ke DIY sejauh ini umumnya hanya berwisata sehari saja atau one day one tour.

"Bus-bus yang rombongan yang tiap akhir pekan itu sebagian besar tanpa menginap," bebernya.

Kata Deddy, kenaikan okupansi yang dialami perhotelan di DIY belakangan justru karena ramai kunjungan kementerian dan pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran (MICE) berbagai instansi pemerintahan.

Sepanjang PPKM level 3 di DIY ini okupansi hotel bintang tiga ke atas bisa menyentuh 80 persen saat akhir pekan dan 40 persen di kala hari kerja.

"Tapi hotel bintang dua ke bawah rata-rata 40 persen pas weekend dan 15-20 persen waktu weekdays," jelasnya.

Paket Wisata Lesu

Terpisah, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) DIY Hery Satyawan menyebut, meski sebagian obyek wisata telah beroperasi secara terbatas, permintaan paket perjalanan wisata dari luar daerah ke DIY masih loyo.

Hery berujar banyaknya wisatawan yang melancong ke DIY tidaklah berbanding lurus dengan tingkat reservasi jasa paket wisata di daerah itu.

"Memang terlihat banyak yang datang ke Malioboro, tapi kebanyakan datang sendiri-sendiri enggak pakai jasa biro perjalanan wisata," imbuh Hery.

Hery menganggap serbuan bus pariwisata tiap akhir pekan tak serta merta menandakan bahwa bisnis perusahaan jasa perjalanan wisata di DIY telah pulih.

"Itu bisa saja dari kelompok-kelompok masyarakat menyewa bus sendiri," sambungnya.

Sebelum pandemi covid-19, kata Hery, wisatawan mancanegara lebih mendominasi reservasi paket perjalanan wisata di DIY. Sementara pemesanan dari wisatawan domestik mayoritas berasal dari perusahaan serta instansi pemerintahan.

"Dulu memang yang banyak tamu-tamu asing. Tapi yang dari perusahaan-perusahaan kini juga masih banyak yang sulit mengalokasikan dana untuk piknik karena masih masa pemulihan," bebernya.

Guna memulihkan kembali tingkat okupansi biro perjalanan wisata, pihaknya berharap Pemda DIY mampu memberikan kejelasan peraturan sekaligus penerapannya di lapangan.

"Jangan sampai kami sudah bawa tamu tapi enggak boleh masuk, nanti kami dikomplain," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]



(kum/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER