ANALISIS

Krisis Energi China, Berkah dan Intaian Musibah Bagi RI

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Rabu, 13 Okt 2021 07:12 WIB
Pengamat memperkirakan krisis energi di sejumlah negara bisa memberikan berkah dan musibah bagi Indonesia. Berikut penjelasannya.
Pengamat juga menilai krisis energi di sejumlah negara bisa memberikan petaka bagi Indonesia bila tidak hati-hati. Ilustrasi. (bycfotografem/Pixabay).

Di sisi lain, Abra mengatakan jika seluruh produsen batu bara lebih mementingkan ekspor demi meraup cuan besar, maka siap-siap Indonesia akan mengalami krisis energi seperti di China, India, dan Eropa.

"Krisis energi dan lonjakan harga batu bara bisa jadi malapetaka untuk Indonesia kalau ekspor batu bara melonjak, jadi cadangan menipis," kata Abra.

Menurut dia, sejumlah negara pengimpor tak hanya menggunakan batu bara untuk memulihkan pasokan energi di negara masing-masing. Beberapa negara akan menjadikan sebagian batu bara untuk stok jangka panjang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"China itu meski impor besar, tapi mereka negara keempat dengan cadangan batu bara terbesar. Jadi mereka menyiapkan stok jangka panjang," tutur Abra.

Sementara, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan Indonesia harus cepat beralih ke energi baru terbarukan (EBT). Sebab, batu bara dan gas alam adalah sumber daya alam yang akan habis.

"Diperkirakan tidak lagi habis, sehingga seharusnya beralih ke EBT, sumber banyak. Bisa jadi 20 tahun lagi, ini krisis dari segi harga dan pasokan," kata Faisal.

Salah satu EBT yang bisa menjadi sumber listrik adalah panel surya. Namun, ia mengakui investasi di sektor EBT tidak murah.

"Panel surya misalnya, investasinya mahal, walaupun operasional murah," ujarnya.

Meski begitu, bukan berarti pemerintah tak bisa apa-apa. Pemerintah bisa memulainya dengan melakukan pengadaan barang panel surya untuk kementerian.

"Sehingga semakin lama, ada market untuk panel surya, sehingga bisa membangun skala ekonomi dan diperluas ke swasta lalu masyarakat," ungkap Faisal.

Ia menambahkan bahwa butuh keseriusan dari pemerintah untuk mempercepat target bauran energi. Dengan begitu, Indonesia tak terus-menerus bergantung dengan batu bara untuk memenuhi kebutuhan listrik.

(agt)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER