Capital Economics memperkirakan 30 juta properti di China belum terjual saat ini. Padahal, properti itu dapat menampung 80 juta orang atau hampir seluruh penduduk Jerman.
Kepala Ekonom Capital Economics Mark Williams menuturkan jumlah properti di China sedang kelebihan pasokan saat ini. Bukan hanya tak laku terjual, tetapi juga banyak properti yang tak ditempati oleh pemilik.
Menurut William, seperti dilansir CNN Business, Jumat (15/10), 100 juta properti yang telah terjual belum ditempati. Padahal, ratusan properti itu bisa menampung sekitar 260 juta orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek tersebut, kata William, menjadi perhatian banyak pihak selama bertahun-tahun. Beberapa pihak menyebutnya sebagai 'kota hantu' di China. '
Ia menyebut real estate merupakan sektor usaha yang berperan penting bagi ekonomi China. Porsinya sekitar 30 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Proyek properti telah mendorong ekonomi China beberapa waktu terakhir. Namun, beberapa pihak mempertanyakan dampak dari kasus Evergrande terhadap industri properti di China.
Evergrande merupakan salah satu perusahaan properti yang sedang berjuang menyelesaikan utang lebih dari US$300 miliar.
Ekonom Moody's Analytics Christina Zhu mengatakan Evergrande bukan satu-satunya perusahaan yang sedang berjuang menyelesaikan masalah keuangannya.
Menurut Zhu, banyak pengembang properti yang meminta penambahan waktu jatuh tempo kepada pemberi utang dan memperingatkan potensi gagal bayar.
Dalam laporan Moody's, ada 12 perusahaan properti China yang gagal bayar obligasi. Nilainya sekitar 19,2 miliar yuan atau hampir US$3 miliar pada semester I 2021.
"Ini menyumbang hampir 20 persen dari total gagal bayar obligasi korporasi dalam enam bulan pertama tahun ini, tertinggi di semua sektor di daratan China," kata Zhu.
Sementara, menurut analis terbaru dari Bank of America, Evergrande telah menjual 200 ribu unit rumah. Namun, belum ada serah terima kepada pembeli.
Hal ini memperburuk kekhawatiran bahwa tidak ada serah terima kunci kepada pembeli di tengah keuangan Evergrande yang memburuk.
Meski begitu, People's Bank of China (PoB) atau bank sentral China bersumpah untuk mempertahankan perkembangan pasar properti yang sehat dan melindungi hak konsumen.