Pedagang dan Tukang Pijat Keluhkan Wisata Bali Masih Sepi

CNN Indonesia
Senin, 18 Okt 2021 06:53 WIB
Pedagang dan tukang pijat di Pasar Seni Kuta, Bali, mengeluhkan sepinya wisatawan, baik mancanegara maupun domestik.
Pedagang dan tukang pijat di Pasar Seni Kuta, Bali, mengeluhkan sepinya wisatawan, baik mancanegara maupun domestik. (CNN Indonesia/kdf).
Kuta, CNN Indonesia --

Suasana di Pasar Seni Kuta, Bali, terlihat lenggang dari wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan domestik. Kunjungan turis di pusat oleh-oleh khas Bali tersebut sepi sejak pandemi covid-19 hingga pemerintah memutuskan membuka kembali rute penerbangan internasional di Pulau Dewata pada Kamis (14/10) lalu.

Dari pantauan CNNIndonesia.com, Jumat (15/10), kios-kios yang berjajar masih banyak yang tutup. Kalau pun ada kios yang buka, hanya tampak 1-2 orang saja yang berbelanja.

"Saya berapa kali buka (toko) tidak ada tamu. Sepi sekali. Wisatawan lokal paling ada 1-2 orang. Tapi jarang sekali. Mereka kebanyakan hanya berjalan-jalan," ungkap Wayan Suri (62), salah satu pedagang yang ditemui di kiosnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wanita asli Kuta, Bali, ini mengaku berdagang pakaian dan asesoris di Pasar Seni Kuta sejak 1980 silam. Sepanjang pengalamannya, kondisi pandemi covid-19 paling sepi. Tak jarang ia buka-tutup toko karena pembatasan sosial yang dilakukan pemerintah.

Padahal, Wayan Suri harus membayar sewa toko hingga Rp15 juta per tahun. Malah, uangnya pun ia pinjam dari bank.

"Tidak ada pemasukan. Soalnya saya jarang buka. Kadang 2 hari sekali buka. Pernah juga tutup 4-5 bulan selama covid-19," terang dia.

Sebelum pandemi covid-19 melanda, Wayan Suri mengklaim bisa meraup omzet Rp500 ribu-Rp600 ribu per hari saat wisatawan sedang ramai. Kalau sepi pun, omzetnya paling tidak Rp200 ribu-Rp300 ribu.

Namun, sejak pandemi covid-19, ia sering kali tidak mendapatkan sepeser pun meski seharian membuka toko. Walhasil, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia mengandalkan penjualan canang yang dibuatnya dan dibantu oleh keluarganya.

"Sekarang, suka buka, sering tidak pernah dapat uang karena tidak ada tamu. Paling saya bikin canang dijual ke pasar. Suami pun tidak kerja. Anak saya ada empat," tuturnya lirih.

Makanya, ia berharap pembukaan rute internasional dari dan ke Bali, termasuk harapan pada turis domestik, dapat mendongkrak penjualannya.

Tidak cuma pedagang, tukang pijat di sekitar Kuta, Bali, pun mengeluhkan sepinya wisatawan. Nyoman (70) yang mengaku puluhan tahun berprofesi sebagai tukang pijat di pantai kerap sepi kerjaan sejak pandemi covid-19.

Beruntung, akhir pekan ini ia mendapatkan satu turis lokal yang mau dipijat. Dari sana, ia bisa mengantongi Rp25 ribu yang sudah dihabiskan untuk membeli makanan dan minuman.

Itu pun karena Nyoman bebas melenggang tanpa memiliki pesaing. Tukang pijat keliling pantai sudah tidak memiliki harapan, katanya.

Padahal sebelumnya, wanita tua itu mengaku bisa memijat banyak turis dalam seharian. "Masih sepi ya. Tidak ada tamu. Ada sedikit saja wisatawan lokal," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]



(kdf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER