Herditya menyarankan agar investor memperhatikan sejumlah hal dalam memilih emiten di tengah minimnya sentimen pasar. Seperti sisi pergerakan emiten, besaran volume, dan diprioritaskan untuk perdagangan jangka pendek hingga menengah terlebih dahulu.
Ia merekomendasikan saham industri dasar, properti, dan konstruksi. Namun, pemilihan sektor properti sudah tidak terkait dengan sentimen luar negeri seperti Evergrande yang sudah mulai membayar utang-utangnya.
"Untuk Evergrande sendiri menurut kami dari MNC Sekuritas tidak berpengaruh terlalu besar ya ke Indonesia," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun melihat potensi window dressing mungkin akan terjadi pada akhir bulan ini. Walau kemungkinan itu juga bisa saja terjadi pada akhir tahun ini.
Herditya merekomendasikan sejumlah saham untuk dikoleksi pekan ini. Seperti PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) dengan target price 180. Walau sepekan emiten ini turun 6,86 persen, nilainya masih naik 11,64 persen dalam sebulan.
Kemudian, ia merekomendasikan emiten kertas, PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) dengan target price mencapai Rp11.000 per lembar saham. Emiten pilihan ini pun tidak luput dari penurunan dalam sepekan sebesar 6,03 persen. Kendati demikian, nilainya masih naik hingga 20,77 persen dalam sebulan.
Selanjutnya, ia juga melirik emiten konstruksi pelat merah, PT Adhi Karya (Persero) Tbk atau ADHI. Herditya menargetkan harga saham emiten ini di 1.350. Pekan lalu emiten ini ditutup menguat 4,05 persen dan menguat 24,86 persen dalam sebulan.