TAIPAN

Baiju Bhatt, Kaya Raya Usai Melahirkan 'Robinhood'

Agnes Savithri | CNN Indonesia
Minggu, 31 Okt 2021 08:10 WIB
Baiju Bhatt menjadi salah satu dari 44 orang kaya baru di Amerika Serikat. Co-founder Robinhood, aplikasi broker saham AS ini berhasil menembus Forbes 400 2021. (CNNIndonesia/Fajrian).
Jakarta, CNN Indonesia --

Baiju Bhatt menjadi salah satu dari 44 orang kaya baru di Amerika Serikat. Co-founder Robinhood, aplikasi broker saham AS ini berhasil menembus Forbes 400 2021.

Dilansir dari Forbes, kekayaan Bhatt bernilai US$2,9 miliar per awal Oktober 2021.

Bhatt merupakan imigran asal Gujarat, India. Pada 1984, ayah Bhatt, Prafull Pranlal Bhatt pindah ke Amerika Serikat. Dikutip dari American Bazaar Online, ayah Bhatt mendaftar program PhD Fisika di University of Huntsville, Alabama.

Usai menyelesaikan sekolah menengah, Bhatt mengikuti jejak sang ayah dengan mengambil studi fisika di Universitas Stanford. Tak cukup satu gelar, Bhatt melanjutkan pendidikannya dengan mengambil master jurusan matematika di universitas yang sama.

Dari bangku kuliah tersebut, Bhatt bertemu dengan Vladimir Tenev. Tak hanya teman kuliah, Tenev merupakan teman sekamar Bhatt.

Robinhood bukanlah perusahaan pertama kedua sahabat ini. Bhatt dan Tenev sempat membuat perusahaan rintisan dengan fokus untuk membantu bank dan hedge fund lebih 'pintar'.

Berbasis di New York, Bhatt menghabiskan hari-hari mereka dengan membuat piranti lunak (software) dan berhasil 'mencuri hati' Wall Street pada awal kebangkitan pasar modal usai krisis ekonomi.

Namun, kedua sahabat ini mulai mempertanyakan tujuan perusahaan tersebut. Akhirnya, keduanya sepakat menutup perusahaan dan pindah ke California.

Mereka berdua sepakat untuk membuat sebuah perusahaan dengan tujuan yang lebih setara atau egaliter. Dari tujuan itulah, aplikasi Robinhood hadir.

Bhatt berharap Robinhood bisa membangun broker ritel modern yang mudah diakses semua orang. Bhatt dan Tenev pun menggratiskan biaya berdagang di aplikasi mereka, membiarkan orang berdagang saham tanpa biaya apa pun.

"Kami tidak menetapkan minimum akun apa pun, yang menurut kami membuka pasar investor yang sebelumnya tidak dapat melakukan ini. Kami melihat Robinhood membuka pasar mikroinvestor," kata Bhatt, dikutip Selasa (26/10).

Tujuan Bhatt tersebut berhasil. Dalam tiga tahun pertama, Robinhood mencatatkan transaksi total sebesar US$75 miliar dan memiliki lebih dari 2 juta pengguna.

Saat itu, jika dibandingkan akun pialang besar seperti Charles Schwab dan e-Trade, jumlah pengguna Robinhood memang masih kalah. Namun, mereka berhasil menggaet 'milenial' sebanyak 2 juta dalam kurun waktu 3 tahun.

Jajaran artis seperti Jared Leto, Snoop Dog hingga Nas memberikan pendanaan kepada perusahaan Bhatt.

Dengan inovasi dan layanan yang dibuat Robinhood, perusahaan ini mengambil hati para milenial yang awalnya sulit percaya pada lembaga keuangan konvensional. Robinhood mengantar generasi baru memasuki pasar saham.

"Masalah yang lebih besar adalah orang tidak memiliki tabungan," kata Bhatt. Dari situlah, Robinhood berhasil menginspirasi orang untuk menghemat uang yang seharusnya mereka habiskan.

Bagi Bhatt dan Tenev, hal tersebut lebih penting daripada rincian strategi investasi apa pun.

Namun, setelah Robinhood sukses, Bhatt memutuskan mundur dari co-CEO yang dia jalani bersama Tenev. Selama Robinhood berdiri, Tenev dan Bhatt berbagi peran menjadi CEO. Namun, dengan mundurnya Bhatt, Tenev lantas menjadi CEO tunggal Robinhood.

Walau Bhatt mundur, dia tetap memiliki 8 persen dari perusahaan. Kekayaan Bhatt pun melonjak saat Robinhood melantai di Nasdaq, Juli 2021 lalu. Forbes mencatat kekayaan Bhatt sebesar US$2,6 miliar per 26 Oktober 2021.

Bhatt pun masuk ke dalam klub miliarder India-Amerika yang berisi Romesh Wadhwani, pendiri dan CEO Symphony Technology Group, kapitalis ventura Vinod Khosla, investor Kavitark Ram Shriram dan Brian Niranjan Sheth, Bharat Desai dan Neerja Sethi, salah satu pendiri Syntel.



(sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK