Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov melihat perubahan kebijakan dari wajib PCR menjadi antigen saja sebagai hal positif. Ia menilai dampak dari kebijakan ini bagi ekonomi nasional, khususnya untuk sektor wisata dan transportasi yang terengah-engah bakal cukup signifikan.
Misal ia mencatat untuk periode Januari-Agustus tahun ini, pertumbuhan penumpang pesawat masih negatif 18,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ia khawatir bila pemerintah ngotot tetap mewajibkan PCR, maka dampak pemulihan ke sektor terkait bakal melambat.
Abra menyebut aturan anyar ini dapat memberi napas sektor transportasi dan pariwisata yang memang menunggu momen di akhir tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apalagi di akhir tahun siklus penerbangan justru sedang aktifnya. Sisa 2-3 bulan ini bisa jadi momentum untuk sedikit membantu napas industri penerbangan," jelas dia.
Namun, ia tak menampik risiko terjadi gelombang tiga ikut melebar seiring dengan pelonggaran tersebut. Dalam mengatasinya, ia menilai pemerintah perlu meningkatkan random sampling atau pengecekan acak.
Jika tingkat positif (positivity rate) tinggi, maka ia menilai hal tersebut menjadi indikasi kalau pemerintah harus mengetatkan kebijakan sebelum kasus covid-19 kembali meledak.
"Jadi harus paralel antara memitigasi risiko gelembang ketiga dan upaya pemulihan ekonomi harus konsisten dan sejalan," ujar Abra.
Lihat Juga : |