Survei Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyorot perpindahan dana masyarakat di perbankan ke rekening pemerintah di masa pandemi covid-19. Hal ini diduga terjadi karena masyarakat gemar membeli surat utang atau surat berharga negara (SBN).
"Ada perpindahan uang masyarakat dari perbankan ke rekening pemerintah untuk pembelian SBN," ungkap Peneliti Indef Izzudin Farras di konferensi pers virtual, Jumat (5/11).
Kendati begitu, ia tidak merinci berapa nilai perpindahan dana masyarakat dari bank ke pemerintah. Namun, berdasarkan data Kementerian Keuangan, jumlah penarikan utang yang berasal dari penerbitan SBN berdenominasi rupiah mencapai Rp4.606,79 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Utang itu terdiri dari surat utang negara (SUN) sebanyak Rp3.741,31 triliun dan surat berharga syariah negara (SBSN) sebesar Rp865,48 triliun. Hanya saja, utang itu tidak hanya berasal dari masyarakat atau investor ritel, tapi juga korporasi.
"Ini bisa terlihat juga dari peningkatan jumlah investor ritel," katanya.
Sebagai gambaran, pada penerbitan surat utang seri ORI020 yang belum lama diterbitkan misalnya, tercatat jumlah investornya mencapai 30.053 orang. Dari jumlah itu sekitar 38,7 persen di antaranya merupakan investor baru.
Lebih lanjut, Izzudin juga mengatakan tren perpindahan dana masyarakat ke pemerintah juga tercermin dari rendahnya permintaan kredit dari masyarakat. Menurutnya, masyarakat emoh menarik kredit karena dana yang ada masih cukup, bahkan bisa diinvestasikan.