Sri Lanka Tutup Kilang Minyak, Pilih Impor

CNN Indonesia
Selasa, 16 Nov 2021 08:35 WIB
Pemerintah Sri Lanka menutup operasional kilang minyak Sapugaskanda untuk pertama kalinya sejak dibangun oleh Iran pada 1969 mulai Senin (15/11).
Pemerintah Sri Lanka menutup operasional kilang minyak Sapugaskanda untuk pertama kalinya sejak dibangun oleh Iran pada 1969. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Sri Lanka menutup operasional kilang minyak Sapugaskanda untuk pertama kalinya sejak dibangun oleh Iran pada 1969. Penutupan mulai dilakukan Senin (15/11) ini.

Penutupan dilakukan karena pemerintah lebih memilih impor untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) bagi masyarakat.

Menteri Energi Sri Lanka Udaya Gammanpila mengatakan penutupan dilakukan karena porsi produksi kilang terdiri dari BBM jenis bensin dan solar sebanyak 43 persen dari total. Sisanya, berupa minyak tungku 37 persen, avtur 19 persen, dan lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal, permintaan minyak tungku dan avtur tidak banyak di negara tersebut. Sedangkan permintaan bensin dan solar justru lebih dari hasil produksi kilang, sehingga pemerintah tetap membutuhkan impor.

"Permintaan minyak tungku dan avtur tidak banyak, jadi lebih baik impor BBM dan solar yang permintaannya tinggi," kata Gammanpila seperti dikutip dari AFP.

Kendati begitu, kebijakan menutup operasional kilang dan lebih memilih impor mendapat sorotan dari berbagai pihak. Sebab, kebijakan ini memungkinkan munculnya penjatahan BBM dari pemerintah pada akhir tahun.

[Gambas:Video CNN]

Di sisi lain, kebijakan ini diambil saat kondisi keuangan Pemerintah Sri Lanka sejatinya tidak mendukung. Hal ini tercermin dari cadangan devisa negara yang tengah turun dari US$7,5 miliar pada akhir 2019 menjadi US$2,3 miliar pada Oktober 2021.

Begitu juga dari segi ekonomi, di mana pertumbuhannya menyusut 3,6 persen dan menjadi yang terburuk akibat pandemi covid-19. Dari segi fundamental pun, profil kelayakan surat utang dan kredit di Sri Lanka baru saja diturunkan.

Di ekonomi riil, sejumlah masyarakat masih kerap kekurangan bahan makanan. Begitu pula dengan pendapatan di sektor pariwisata yang menurun. Bahkan, pemerintah sempat melarang impor kendaraan, suku cadang, dan rempah-rempah sejak Maret lalu.

(uli/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER