Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut tingginya realisasi zakat Indonesia mengkonfirmasi temuan World Giving Index (WGI) 2020 yang mendapuk Indonesia sebagai negara paling dermawan di dunia pada 2020.
Ia mengungkapkan pada 2020 lalu nilai zakat masyarakat RI menembus Rp12,7 triliun dan diestimasikan bakal melonjak pada tahun ini menjadi Rp17,3 triliun.
"WGI menempatkan Indonesia di posisi pertama yang mana menunjukkan level kesadaran sosial yang tinggi, serta kedermawanan orang Indonesia. Pada 2020 pengumpulan zakat mencapai Rp12,7 triliun," beber dia pada pembukaan AICIF 2021, Rabu (17/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Ani, akrab sapaannya, menambahkan bahwa pengumpulan zakat lewat digital juga menunjukkan tren meningkat menjadi Rp90 miliar pada 2020.
"Ini menunjukkan bahwa digitalisasi dapat berperan penting dalam menggerakkan dana sosial islam," terang dia.
Seirama, Bank Indonesia (BI) sebelumnya turut mengungkap bahwa status paling dermawan Indonesia diraih lantaran nilai zakat dari masyarakat meningkat selama pandemi covid-19.
"Berdasarkan World Giving Index 2020, Indonesia merupakan negara paling dermawan di dunia. Perolehan tersebut disebabkan peran zakat yang meningkat selama pandemi," ungkap Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo di rangkaian acara iSEF 2021, Kamis (28/10).
Menurut Dody, hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap manfaat zakat terus berkembang. Hal ini juga tak lepas dari pemahaman ekonomi dan keuangan syariah yang kini bukan sekadar ajaran, tapi telah diadopsi masyarakat sebagai gaya hidup.
Kendati begitu, ia menilai adopsi ekonomi dan keuangan syariah sebagai gaya hidup masih bisa ditingkatkan lebih luas lagi. Bahkan, masuk ke sektor riil, misalnya pada pengembangan industri produk halal.
Misalnya, agar masyarakat lebih memprioritaskan penggunaan makanan dan minuman halal, produk fesyen, wisata muslim, hingga produk jasa keuangan syariah. "Ini akan lebih menciptakan pola hidup syariah di masyarakat," imbuhnya.
Bahkan, perluasan adopsi gaya hidup ini diharapkan bisa membuat Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim bisa menjadi pusat industri halal ekonomi dan keuangan syariah di dunia.
Hal ini serupa dengan visi yang juga dibidik oleh negara tetangga, Malaysia.
Namun, untuk mencapai tujuan itu, seluruh pemangku kebijakan di Indonesia perlu berperan aktif dalam aksi literasi dan edukasi kepada masyarakat.
"Maka kampanye edukasi perlu dilakukan untuk meningkatkan literasi masyarakat," tandasnya.