LIPUTAN KHUSUS NATUNA

Ironi SKPT Natuna, Proyek Miliaran Rupiah yang Tak Kunjung Bergeliat

CNN Indonesia
Kamis, 18 Nov 2021 11:40 WIB
Suasana SKPT Natuna di Selat Lampa, Kabupaten Natuna, 14 Oktober 2021. (CNN Indonesia/Hamka Winovan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Natuna di Selat Lampa, tampak sepi pada satu pagi Oktober lalu. Tak ada yang berjaga di pintu masuk. Hanya satu pintu gerbang masuk kawasan ini yang dibuka.

Tak terlihat pula aktivitas bongkar muat ikan di SKPT Natuna. Bau amis yang biasanya menguap di setiap tempat pelelangan ikan, pagi itu tak terendus sama sekali.

Kapal-kapal pun tak ada yang bersandar. Hanya ada beberapa petugas yang berada di kantor SKPT Natuna. Hari itu, penanggung jawab SKPT sedang dinas ke luar kota.

Lokasi SKPT ini berada di sisi selatan Fasilitas Pelabuhan TNI AL. Untuk menuju ke SKPT dari Ranai Kota membutuhkan waktu sekitar 2 jam berkendara.

Mengutip rilis KKP, SKPT dibangun dengan alokasi anggaran mencapai Rp221,7 miliar. Pusat perikanan ini berdiri di atas lahan seluas 5,8 hektare, dengan beberapa fasilitas pokok, seperti dermaga berukuran 8x100 meter dan dermaga 8x120 meter.

Selain itu, terdapat pula tempat pemasaran ikan (TPI), integrated cold storage (ICS) berkapasitas 200 ton, kios Bahan Bakar Minyak (BBM) berkapasitas 12 kiloliter, pengolahan air bersih Backrish Water Reserve Osomosis (BRWO) berkapasitas 250 ton, tempat perbaikan jaring, dan kios perbekalan melaut.

SKPT Natuna diresmikan oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pada 7 Oktober 2019 lalu. Ketika itu, Susi turut melepas ekspor gurita ke Jepang sebesar 1.556,169 ton dengan penjualan mencapai Rp40 miliar.

Perum Perindo menjadi salah satu operator di SKPT Natuna. Mereka menyewakan operasional ICS SKPT Natuna dengan perjanjian kerja sama pemanfaatan sejak 1 Juni 2017 lalu. Perum Perindo juga mengadakan kerja sama kemitraan pemasaran ikan hasil tangkapan dengan sekitar 216 nelayan Natuna.

Bupati Natuna Wan Siswandi mengatakan sejak diresmikan 2019 lalu, SKPT belum memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah. Menurutnya, SKPT Natuna itu juga belum berjalan optimal.

Ia berharap sentra perikanan ini bisa beroperasi maksimal agar ada aktivitas jual beli ikan sehingga pihaknya mendapat retribusi.

"Nah sampai hari ini belum sampai di situ, belum sampai transaksi di darat untuk menjadikan tempat lelang," ujar Siswandi kepada CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.

Siswandi mengatakan untuk mengoptimalkan SKPT Natuna pemerintah pusat telah menggandeng Jepang untuk investasi. Menurutnya, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan serta sejumlah menteri terkait sudah berbicara dengan pihak Jepang.

Menurutnya, investasi perusahaan Jepang ini untuk mengembangkan pasar ikan di Ranai dan SKPT Natuna Selat Lampa. Pembangunan pasar ikan oleh perusahaan Jepang dimulai tahun depan.

Pihaknya pun sudah mulai pembangunan jalan akses pasar. Ia berharap pasar yang dibangun Jepang bisa menopang SKPT Natuna.

"Kehadiran pasar itu untuk menunjang SKPT yang ada. Jadi ikan-ikan yang ada di situ biar bisa dipasarkan di situ, untuk kebutuhan lokal di situ dan kebutuhan di luar Kabupaten Natuna," ujarnya.

Namun, kata Siswandi, ada rencana pemerintah pusat untuk menggeser SKPT tersebut ke sisi selatan Pulau Natuna. Ia menyebut bangunan SKPT Natuna bakal dipakai untuk fasilitas pertahanan TNI AL.

"Apakah ini nanti dipindahkan atau konsepnya seperti apa yang itu nanti akan didiskusikan. Yang jelas kita sudah mengusulkan dan sudah didengungkan oleh pihak KKP, Natuna akan dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus Perikanan. Semoga itu segera terwujud," katanya.

SKPT Bakal Tergusur Pelabuhan TNI AL


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :