Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan terdapat dua fenomena tenaga kerja di negara maju yang harus diwaspadai Indonesia saat ini. Pertama, kelompok yang lelah di rumah dan ingin keluar rumah.
Kedua, kelompok yang sudah nyaman berada di rumah. Dengan demikian, mereka tak ingin keluar rumah.
"Banyak anak muda lebih baik kerja di garasi orang tua," ungkap Sri Mulyani dalam CEO Forum, Kamis (18/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani mengatakan fenomena ini memicu inflasi. Pasalnya, terjadi kenaikan permintaan barang, tetapi tak dibarengi dengan ketersediaan barang.
"Indonesia harus benar-benar memperhatikan tantangan ini karena ini most likely akan terus continue sampai 2022. Nanti memunculkan inflasi yang fully berasal dari suplai," katanya.
Ia menjelaskan fenomena ini terjadi lantaran anak muda merasa semua masalah bisa diselesaikan secara daring atau dengan teknologi.
"Tapi ini sebabkan masalah suplai, harga naik ini jadi salah satu yang pelik karena pertumbuhan belum kuat, inflasi tinggi, dilema di negara maju," jelas Sri Mulyani.
Diketahui, harga produk grosir di pasar Eropa hingga China mulai naik alias inflasi. Artinya, sebentar lagi inflasi di tingkat konsumen akan terjadi secara global dan berpotensi memberi dampak bagi Indonesia.
Kenaikan harga di tingkat grosir di Eropa mencapai 16,3 persen. Sementara di China berkisar 13,5 persen, Amerika Serikat 8,6 persen, dan Korea Selatan 7,5 persen. Sedangkan di Indonesia, inflasi produk grosir sekitar 7,3 persen.
(aud/agt)