Pasar Khawatir The Fed Kerek Bunga Acuan, Rupiah Lesu ke Rp14.232

CNN Indonesia
Jumat, 19 Nov 2021 16:00 WIB
Nilai tukar rupiah melemah 0,08 persen ke Rp14.232 per dolar AS pada perdagangan Jumat (19/11) sore. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia --

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.232 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (19/11) sore. Posisi ini melemah 12 poin atau 0,08 persen dari Rp14.220 per dolar AS.

Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang menempatkan rupiah di posisi Rp14.237 per dolar AS atau melemah dari sebelumnya, yakni Rp14.231 per dolar AS.

Sementara, mayoritas mata uang di Asia melemah terhadap dolar AS. Tercatat, won Korea Selatan melemah 0,42 persen, baht Thailand melemah 0,18 persen, yen Jepang melemah 0,18 persen, peso Filipina melemah 0,36 persen, dolar Singapura melemah 0,1 persen, dolar Hong Kong melemah 0,04 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,23 persen.

Kemudian, rupee India menguat 0,05 persen dan yuan China melemah 0,04 persen.

Sementara, sebagian besar mata uang di negara maju yang melemah terhadap dolar AS. Euro Eropa melemah 0,13 persen, franc Swiss melemah 0,19 persen, dolar Australia menguat 0,05 persen, dan poundsterling Inggris melemah 0,04 persen. Namun, Dolar Kanada menguat 0,02 persen.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang karena pasar khawatir bank sentral segera mengerek suku bunga acuan di tengah lonjakan inflasi.

"The Fed sekarang mempertimbangkan kenaikan suku bunga sebelumnya karena inflasi terus meningkat dan pemulihan ekonomi dari covid-19 berlanjut," ucap Ibrahim dalam risetnya.

Dari dalam negeri, pasar melihat momentum pemulihan ekonomi pasca covid-19 tetap terjaga. Terlebih, pemerintah percaya diri ekonomi tembus 5 persen pada kuartal IV 2021.

Namun, potensi varian baru covid-19 masih akan menjadi tantangan bagi proses pemulihan di dalam negeri. Selain itu, isu perubahan iklim juga menjadi tantangan ekonomi jangka panjang.



(aud/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK