Bahlil Sebut Ekspor Indonesia Dulu Sama dengan Zaman VOC

CNN Indonesia
Selasa, 23 Nov 2021 13:45 WIB
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan ekspor Indonesia beberapa waktu lalu hampir sama dengan zaman VOC karena mengirim bahan baku.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan ekspor Indonesia beberapa waktu lalu hampir sama dengan zaman VOC karena mengirim bahan baku. (Setkab.go.id/Oji).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengibaratkan ekspor Indonesia beberapa tahun lalu sama seperti zaman Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).

VOC adalah kongsi dagang terbesar untuk menyatukan perdagangan rempah-rempah dari wilayah timur untuk memperkuat kedudukan Belanda di Indonesia. Kedatangan VOC dari Belanda ke Indonesia menjadi awal dari penjajahan di negeri ini.

"Saya sedikit mengulas. Dulu Indonesia ekspor dengan jaman VOC itu beda-beda tipis," ungkap Bahlil dalam Economic Outlook 2022, Selasa (23/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahlil mengatakan Indonesia terus-menerus mengekspor bahan baku beberapa waktu lalu. Hal itu persis seperti yang dilakukan saat Indonesia masih dijajah oleh Belanda.

"Indonesia kirim bahan baku terus. Indonesia ada masa keemasan kayu, tapi apakah ada satu perusahaan (Indonesia) yang masuk 10 besar perusahaan kayu mebel? Tidak ada," papar Bahlil.

Lalu, Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah lainnya, seperti tembaga. Namun, tak ada industri hilirisasi tembaga beberapa tahun llau.

"Indonesia tidak ada hilirisasi, sekarang kami bangun," imbuh Bahlil.

Lalu, Indonesia juga memiliki kekayaan laut yang melimpah. Namun, pemerintah baru membangun hilirisasi di sektor perikanan.

"Sekarang kalau tidak ada hilirisasi, Indonesia kalah teknologi dengan Vietnam, Taiwan, Thailand. Indonesia punya bahan baku, tapi tidak hilirisasi, tidak paten," jelas Bahlil.

Selanjutnya, Indonesia juga punya batu bara yang melimpah. Namun, negara selalu mengekspor hingga ratusan juta ton beberapa tahun terakhir.

"Maka itu Indonesia tidak boleh kehilangan momentum. Arahan Pak Presiden jelas, segera lakukan hilirisasi sumber daya alam," terang Bahlil.

Kini, sambungnya, Indonesia sudah melarang ekspor nikel. Larangan dikeluarkan Kementerian Investasi saat namanya masih sebagai Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 2020 lalu.

"Saya ingin nikel dikelola di Indonesia. Kenapa? Karena 2030 Eropa dan Amerika, dan sebagian dunia itu 70 persen-80 oersen mobil mereka sudah pakai mobil listrik," ucap Bahlil.

Sementara, 40 persen bahan baku dari mobil listrik adalah baterai. Salah satu bahan baku baterai adalah nikel.

"Ini kami lakukan, kami dorong Indonesia menjadi pemain baterai terbesar dunia yang punya ekosistem dari hulu ke hilir," jelas Bahlil.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah akan melarang ekspor bauksit mulai 2022. Hal ini upaya pemerintah untuk mengembangkan industri hilir di dalam negeri.

"Tahun depan setop (ekspor) bauksit," ungkap Jokowi dalam CEO Forum, Kamis (18/11).

Setelah bauksit, Jokowi akan melarang ekspor tembaga. Hal ini akan berlaku pada 2023.

Ia mengatakan larangan ekspor bauksit dan tembaga dilakukan agar keduanya diolah di dalam negeri. Dengan demikian, ada nilai tambah dari produk yang dijual oleh Indonesia.

[Gambas:Video CNN]

(aud/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER