Sejumlah warganet di jagat Twitter mengkritik Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) soal unggahan konten TikTok terkait upah dan magang.
Unggahan terkait upah itu diunggah akun TikTok Kemnaker pada 7 September lalu. Konten terkait upah tersebut diunggah ulang oleh akun @txtdarikorporat pada Minggu (21/11) siang. Per hari ini, Selasa (23/11), unggahan ulang tersebut sudah disukai oleh 4.310 pengguna.
Dalam unggahan tersebut, Kemnaker menyinggung bahwa seseorang yang mendapat gaji besar rentan memiliki kesehatan mental yang buruk. Sebaliknya, jika upah kecil akan memiliki kesehatan mental yang baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Hal tersebut pun menimbulkan beragam reaksi dari warganet. Netizen dengan nama akun @tantan__1go1e menilai konten seperti itu seolah menjadi akal-akalan pemerintah supaya masyarakat tidak minta kenaikan upah.
"Akal-akalan aja ini biar ga pada minta naik gaji," tulisnya, Minggu (21/11).
Selain itu, netizen lain juga mengecam konten tersebut tidak lucu. Menurutnya, Kemnaker seharusnya bisa memanfaatkan sosial media untuk memberikan informasi yang terkait permasalahan di dunia ketenagakerjaan.
"Kontennya Tikod kementrian ini kebanyakan ngambil dari curhatan-curhatan karyawan di akun base. Gak lucu. Harusnya bisa manfaatkan sosmed buat ngasih info soal UU TK, hak pekerja dan menyerap info masalah yg terjadi di dunia TK. Yaelaaaa," tulis netizen dengan nama akun @Ang_Geur.
Konten TikTok terkait magang juga tidak lepas dari kritik netizen. Konten yang diunggah pada 3 November lalu itu diunggah ulang oleh akun @mawakresna pada Sabtu (20/11) lalu. Per Selasa pagi, unggahan ulang tersebut sudah mendapat 11.500 retweet, 4.352 tweet kutipan dan 29,8 ribu suka.
Konten tersebut menggambarkan karyawan tetap yang merasa tersaingi oleh karyawan magang namun ia memiliki kuasa terkait penilaian anak magang tersebut.
Dalam keterangan video tersebut Kemnaker menyebut setiap karyawan termasuk karyawan magang sudah memiliki tugas pokok masing-masing jadi tidak perlu merasa tersaingi.
"Siapa nih Rekanaker yang pernah merasa tersaingi sama anak magang? Jangan khawatir. Semua sudah punya tupoksi masing-masing. Buat Kemnaker yang lagi magang. Tetap kerja dengan maksimal ya," bunyi keterangan video.
"Jadi anak magangnya disuruh tetap kerja dengan maksimal, meskipun nanti penilaiannya bisa jadi jelek karena dinilai sama kartap (karyawan tetap) yang merasa tersaingi sama mereka? Aneh sih," tulis netizen dengan nama akun @feirari, Sabtu (20/11).
Netizen lain dengan nama akun @ariasusmono11 pun mempertanyakan maksud Kemnaker terkait konten tersebut, menurutnya magang itu untuk mengenal dunia kerja bukan malah mengerjakan tugas karyawan tetap.
"Entah apa maksud dan tujuan kementerian terkait membuat video seperti ini. Magang itu untuk mengenal dunia pekerjaan kita nanti bukan buat mengerjakan tugas karyawan tetap," tulisnya.
Lebih lanjut, netizen dengan nama akun @sprinklesummer berkomentar bahwa Kemnaker seharusnya dapat membuat konten yang lebih edukatif.
"Meskipun ada aja orang-orang yang bilang "Baca dulu caption-nya sebelum comment" tapi menurut gue pribadi seharusnya ga gini konten edukatif dari sebuah kementerian yang harusnya punya work culture yang bagus ya. Kenapa sih harus merasa tersaingi sama anak magang?" tulisnya.
Pada Selasa pagi, kedua unggahan TikTok terkait upah dan magang itu sudah dihapus oleh akun Kemnaker.
Redaksi telah menghubungi Sekretaris Jenderal Kemnaker Anwar Sanusi untuk meminta tanggapan.
Anwar kemudian merekomendasikan untuk menghubungi Kepala Biro Humas Kemnaker Chairul Harahap. Namun, Chairul belum merespons.