Sementara itu, Mamit mengatakan Erick seharusnya tidak cuma 'menyenggol' Pertamina soal toilet, melainkan seluruh fasilitas umum di SPBU. Beberapa fasilitas umum lainnya, yakni musala hingga isi angin.
"Seharusnya Pak Erick lihat juga fasilitas umum lain. Semua fasilitas umum di SPBU harus dilihat dan diperbaiki," terang Mamit.
Musala misalnya, harus selalu dijaga agar bersih dan rapi. Selain itu, tempat pengisian angin ban juga harus dicek secara berkala. "Isi angin gratis ini kadang-kadang tidak berfungsi," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, SPBU juga menyediakan layanan pengisian angin nitrogen. Berbeda dengan isi angin biasa, konsumen harus bayar untuk mengisi angin nitrogen di SPBU.
"Menurut saya, seharusnya pengisian angin biasa ada, nitrogen ada. Jadi konsumen bisa mendapatkan pilihan, mau gratis atau nitrogen," kata Mamit.
Di sisi lain, Fabby berpendapat seharusnya Erick mengurus hal-hal lain di Pertamina yang lebih penting dari toilet. Misalnya, kebakaran kilang di Cilacap beberapa waktu lalu.
"Urusan penting di Pertamina itu banyak, kemarin kebakaran kilang Cilacap, lalu yang disebut Pak Presiden soal transisi energi," ucap Fabby.
Ia mengatakan Erick lebih baik memikirkan nasib SPBU pada 30 tahun mendatang saat masyarakat sudah masif menggunakan mobil listrik. Pasalnya, ia menilai Pertamina belum gencar menyiapkan charging station di tiap SPBU.
"Pertamina hanya beberapa tempat ada charging station, harusnya itu yang diperbaiki. Semua meski SPBU-nya franchise harus ada standar tertentu," pungkas Fabby.