Selain utang, paylater juga memiliki risiko berupa denda. Denda perlu dibayarkan ketika kewajiban pembayaran tidak dilunasi sebelum batas waktu yang berlaku.
Besaran denda biasanya bervariasi, tergantung perjanjian dengan pihak pemberi fasilitas paylater. Hanya saja yang pasti, denda ini menambah pengeluaran Anda dalam melakukan pembayaran untuk pembelian barang dan jasa, sehingga perlu diwaspadai ketika menggunakan paylater.
"Jadi sama dengan pinjaman lain, ini ada risiko dendanya yang harus dikalkulasi," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Andy, risiko lain dari paylater adalah menimbulkan pola hidup yang konsumtif. Sebab, penawaran paylater saat ini lebih banyak untuk aktivitas konsumsi.
Misalnya, membeli makanan dan minuman, tiket perjalanan, booking hotel, belanja barang dan jasa, serta lainnya. Sementara paylater untuk aktivitas produktif sebenarnya ada, tapi pemanfaatannya cenderung minim.
Nah, hal ini justru bisa menjadi risiko bila paylater tidak digunakan dengan bijak. Apalagi, tren konsumsi masyarakat terus meningkat dan bervariasi dari waktu ke waktu.
Contohnya, ketika pelonggaran pandemi covid-19, masyarakat mulai ingin lagi berpergian ke luar kota untuk liburan. Hal ini tak jarang membuat masyarakat pada akhirnya menggunakan paylater.
"Ada orang yang bilang YOLO, you only live once, hidup cuma sekali, harus dinikmati dengan melihat destinasi wisata yang harus dikunjungi sebelum meninggal. Nah, kadang kita terjebak sama hal-hal seperti ini, tanpa pikir panjang, beli tiket, bayar pakai paylater," terangnya.
Padahal, menurutnya, penggunaan paylater yang seperti ini kurang tepat. Sebab, hanya untuk kepentingan gaya hidup saja, bukan kebutuhan mendesak.
Lihat Juga : |
Risiko lain adalah ketergantungan. Maklum saja, paylater sangat mudah dan cepat diakses. Contoh, bila Anda pengguna aplikasi ride hailing yang menggunakan dompet digital aplikasi tersebut, biasanya sudah langsung secara otomatis bisa mengakses fasilitas paylater.
Bahkan, tanpa perlu registrasi dulu, meski mungkin limit yang diberikan masih terbatas. Tapi, tinggal 'klik' langsung bisa digunakan.
"Ini riskan membuat kita mendapatkan apa yang kita butuhkan, apa yang kita inginkan, sesegera mungkin, tanpa kalkulasi," pungkasnya.
(agt)