Isu Omicron Tekan Rupiah ke Rp14.442 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.442 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (6/12) sore. Posisi ini melemah 22 poin atau 0,16 persen dari Rp14.420 per dolar AS pada Jumat (3/12).
Begitu juga dengan kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang menempatkan rupiah di posisi Rp14.441 per dolar AS atau melemah dari Rp14.408 per dolar AS pada akhir pekan lalu.
Rupiah melemah dengan mayoritas mata uang Asia lainnya, seperti yen Jepang minus 0,3 persen, rupee India minus 0,24 persen, won Korea Selatan minus 0,22 persen, baht Thailand minus 0,12 persen, peso Filipina minus 0,06 persen, dolar Hong Kong minus 0,05 persen, dan ringgit Malaysia minus 0,02 persen.
Sementara yuan China menguat 0,08 persen dan dolar Singapura 0,18 persen. Sebaliknya, hanya franc Swiss dan euro Eropa yang melemah, masing-masing minus 0,43 persen dan minus 0,23 persen dari dolar AS.
Sedangkan mata uang utama negara maju lainnya berlabuh ke zona hijau. Dolar Australia menguat 0,32 persen, rubel Rusia 0,23 persen, dolar Kanada 0,2 persen, dan poundsterling Inggris 0,15 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pergerakan rupiah dibayangi oleh kekhawatiran pasar terhadap penyebaran covid-19 varian omicron. Selain itu, juga diliputi oleh bayang-bayang rencana peningkatan suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve seiring kenaikan inflasi di Negeri Paman Sam.
"Ketidakpastian seputar varian omicron covid-19 dan ekspektasi data inflasi AS yang lebih panas meningkatkan tekanan pada suku bunga," ujar Ibrahim.
Sejauh ini, proyeksi pasar memperkirakan The Fed bakal mengerek bunga acuan pada pertengahan 2022. Kenaikan mungkin mencapai 1,5 persen sampai 2026.