Lego, perusahaan mainan asal Denmark, bakal membangun pabrik senilai lebih dari US$1 miliar di Vietnam. Pabrik baru itu akan menyokong pertumbuhan permintaan Lego yang pesat di penjuru Asia.
Lego menyebut pabrik di Vietnam bakal menjadi pabrik terbesar kedua Lego di Asia, hanya kalah dari China yang dibangun pada 2016 silam.
Kepala Operasi Lego Carsten Rasmussen menyebut permintaan saat ini melampaui kapasitas produksi pabrik di China, sehingga dibutuhkan pabrik tambahan. Menurut dia, tingginya permintaan di Asia dikarenakan pertumbuhan kelas menengah dan tingginya angka kelahiran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertumbuhan di China dan Asia sangat luar biasa dan kami melihat ke depan kami akan membutuhkan kapasitas lebih," terang dia, dikutip dari CNN Business, Kamis (9/12).
Rasmussen mengatakan strategi Lego adalah menempatkan pusat produksi dekat dengan pasar guna menekan beban dan menghindari faktor eksternal.
Di sisi lain, ia memastikan pembangunan pabrik di Vietnam bukan dikarenakan disrupsi rantai pasok dunia yang melanda akhir-akhir ini akibat pandemi covid-19.
"Waktu pengiriman juga jadi lebih singkat dan kami bisa merespons lebih cepat terhadap permintaan, serta membuat perusahaan menjadi lebih tangguh," imbuh Rasmussen.
Ia menambahkan pabrik di Vietnam akan menjadi pabrik netral karbon pertama dengan memanfaatkan energi tenaga surya dari panel atap dan pertanian terdekat.
Kendati Lego masih membuat mainan dari plastik berbasis minyak, namun perusahaan berencana akan membuat mainan dengan material yang ramah lingkungan pada akhir dekade ini.
Pabrik Lego di Vietnam itu rencananya mulai berproduksi pada 2024 dan akan mempekerjakan 4.000 orang. Pabrik diproyeksikan dapat menambah produksi secara signifikan.