Fitch Turunkan Peringkat Evergrande jadi 'Tertekan Utang'
Fitch Ratings memangkas peringkat China Evergrande menjadi gagal bayar terbatas (restricted default). Hal ini karena Evergrande tak bisa membayar bunga utang yang jatuh tempo pada awal pekan ini.
Fitch berasumsi Evergrande tidak membayar utang karena perusahaan tidak membuat pengumuman terkait pembayaran serta tidak menanggapi pertanyaan dari lembaga pemeringkat internasional tersebut.
"Oleh karena itu, kami berasumsi bahwa mereka (Evergrande) tidak membayar (bunga utang yang sudah jatuh tempo)," ungkap Fitch, dikutip dari CNN.com, Jumat (10/12).
Lihat Juga : |
Evergrande memiliki total utang sebesar US$300 miliar. Sejumlah pihak khawatir Evergrande tak bisa membayar utang itu dan terjadi gagal bayar.
Gagal bayar itu dikhawatirkan dapat memicu krisis industri properti di China. Dengan demikian, hal itu akan merugikan pemilik rumah dan sistem keuangan di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Bulan lalu, The Fed memperingatkan bahwa masalah real estat di China akan berdampak buruk pada ekonomi global.
Namun, Evergrande belum merespons CNN.com terkait gagal bayar bunga utang yang jatuh tempo pada awal pekan ini.
Meski begitu, Evergrande tampaknya telah memperkirakan hal ini akan terjadi. Sebab, dalam pengajuan bursa saham bulan lalu, Evergrande mengatakan tidak memiliki cukup dana untuk membayar utang.
Selain itu, Evergrande mengatakan akan terlibat dengan kreditur luar negeri dalam rencana restrukturisasi.
Kemudian, perusahaan akan membentuk komite manajemen risiko yang akan dipimpin langsung oleh pendiri Evergrande Xu Jiayin. Komite itu akan fokus pada risiko masa depan.
Sementara, kekhawatiran pasar terhadap gagal bayar utang Evergrande membuat saham perusahaan anjlok 20 persen pada perdagangan Senin (6/12). Jika dilihat sepanjang tahun ini, saham Evergrande jeblok 87 persen.
Untuk membayar hutang pada kreditur, Evergrande telah berjuang selama berbulan-bulan mengumpulkan uang tunai.
Xu bahkan telah menjual aset pribadinya senilai senilai US$1,1 miliar untuk menopang keuangan perusahaan.
Sebelumnya, People's Bank of China dan regulator keuangan top lainnya telah mencoba meyakinkan publik bahwa masalah Evergrande dapat diatasi. Selain itu, Bank sentral China akan memompa US$188 miliar ke dalam perekonomian guna melawan kemerosotan real estat.
(mrh/aud)