Perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dengan China dinilai lebih banyak menguntungkan Vietnam ketimbang Indonesia. Buktinya, perang dagang membuat banyak perusahaan di China justru relokasi ke Vietnam.
"Menurut saya Vietnam merupakan yang paling diuntungkan dari trade tension ini," kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Kamdani dalam The 9th US Indonesia Investment Summit, Selasa (14/12).
Shinta menuturkan dalam laporan Bank Dunia, setidaknya terdapat 5 dari 8 perusahaan di China yang lebih memilih untuk masuk ke pasar Vietnam dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun menilai Indonesia masih belum optimal dalam memanfaatkan situasi global seperti perang dagang tersebut.
Walau demikian, Shinta mengaku memang terjadi peningkatan ekspor barang Indonesia ke Amerika Serikat melalui program Generalized System of Preference (GSP). Program tersebut merupakan pembebasan biaya bea masuk bagi sejumlah komoditas impor AS dari negara berkembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menyebut ekspor barang Indonesia ke Amerika Serikat (AS) pada periode Januari-Mei 2021 telah mencapai US$1,48 miliar.
"Sementara di periode Januari hingga ke Mei, ekspor dengan menggunakan fasilitas GSP tercatat sebesar US$1,48 miliar," kata Hariyadi, Selasa (14/12).
Lihat Juga : |
Ia mengungkapkan produk yang diekspor ke Negeri Paman Sam tersebut di antaranya perhiasan, barang elektronik, mesin, dan lain sebagainya.
Senior Vice President Global Initiatives US Chamber of Commerce Gary Litman menyebut Pemerintah AS sepertinya tidak memandang bulu setiap negara terkait kebijakan perdagangannya.
"Menurut saya kami tidak merasa Washington melihat perbedaan di setiap negara. Indonesia tidak harus bersaing dengan Vietnam karena skala Anda berbeda. Anda sudah menjadi pemimpin G20 karena besarnya negara Anda," kata Gary.
Gary justru mengajak Indonesia untuk terus bekerja sama agar dapat meningkatkan permintaan, sebab ia menilai Indonesia memiliki potensi yang besar.