Segendang sepenarian dengan Hendro dan petani buah naga di Banyuwangi, manfaat besar dari listrik juga didapat oleh Ahmad Royani, peternak ayam di Wanareja, Sirampong, Brebes Jawa Tengah.
Manfaat itu ia rasakan semenjak menerapkan sistem peternakan ayam closed house mulai sekitar 2017 lalu. Ia bercerita semenjak menerapkan sistem itu, produktivitas hasil peternakannya meningkat sampai dengan tiga kali lipat dibandingkan dengan sistem biasa.
Pasalnya, dengan menggunakan sistem itu kandang lebih steril, udara lebih bersih, oksigen dan temperatur menjadi lebih terjamin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kan semua kita bisa atur dengan listrik," katanya.
Ia mengakui ada biaya yang dibutuhkan untuk menerapkan sistem itu. Salah satunya, untuk instalasi listrik baru dengan daya 4.000 KVa sebesar Rp8 juta.
"Yang lain saya buat sendiri, seperti blower dan lain sebagainya, jadi kebutuhan besar untuk pasang listrik," katanya.
Tapi, investasi itu tertutup dengan hasil ternaknya yang menjadi lebih bagus.
"Karena produktivitasnya lebih bagus, bandingannya dengan yang konvensional naiknya dari sisi omzet, bisa Rp2.000 banding Rp6.000. Karena kalau yang konvensional tidak bisa diukur hasilnya, kadang dapat untung besar, kadang minus, kadang pas-pasan. Kalau yang ini lebih pasti," katanya.
Direktur Niaga dan Manajemen PLN Bob Saril mengatakan pemanfaatan energi listrik untuk electrifying agriculture, peternakan dan kegiatan produktif lainnya sekarang ini memang menjadi salah satu perhatian dari perusahaannya.
Pasalnya, melalui sistem ini, produktivitas pertanian dan peternakan bisa meningkat sampai dengan berkali lipat. Tak hanya itu, melalui sistem ini, biaya operasional para petani juga bisa ditekan sampai dengan 60 persen.
Karena tingginya manfaat itu, Bob menambahkan inovasi ini cukup diminati oleh petani dan masyarakat. Berdasarkan data yang dimilikinya, sampai dengan November kemarin sudah ada 160 ribu-an petani yang memanfaatkan sistem ini untuk menggenjot usaha mereka.
"Ini tentu perkembangan yang menggembirakan," katanya.
Bob menambahkan agar sistem itu bisa semakin luas dimanfaatkan masyarakat, pihaknya terus melakukan berbagai upaya. Pertama, memberikan kemudahan akses listrik kepada masyarakat.
Kedua, memberikan layanan konsultasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan listrik di sektor pertanian. Ketiga, membantu membentuk kelompok tani guna mengawinkan mereka dengan marketplace sehingga pemasaran produk mereka lebih mudah.
"Kami juga mengajak para petani milenial untuk menggunakan teknologi berbasis digital, meningkatkan elektrifikasi yang ada sampai ke sektor pertanaian sehingga dan mendorong para petani mengganti alat mereka menjadi berbasis listrik dengan menggandeng kelompok tani," katanya.
Ekonom CORE Muhammad Faisal sementara itu mengatakan supaya program itu berhasil PLN dan pemerintah juga harus bahu membahu dalam menjaga kualitas penyediaan listrik.
"Di tengah efektifitas dan manfaat ini, PLN dan pemerintah harus memberikan dukungan infrastruktur yang kuat, bukan hanya jangkauan elektrifikasi yang bagus tapi juga volume dan kualitas listrik harus bagus juga, diperhatikan jangan sering mati. Itu salah satu poin utama karena listrik itu bahan bakar ekonomi," katanya.
Selain itu, ia juga menyarankan kepada pemerintah dan PLN untuk bisa memberikan diskon tarif untuk masyarakat yang memanfaatkan listrik untuk keperluan produktif.
Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba PLN Journalist Award 2021 dengan tema 'Energi untuk Kebangkitan Ekonomi Negeri'.