Prasetio memaparkan di tahun depan pihaknya menargetkan pertumbuhan sebesar 40 persen. Diharapkan, 2022 menjadi tahun pemulihan Garuda, baik dari sisi lalu lintas, maupun negosiasi dengan kreditur.
Menurut dia, pihak Garuda telah mengajukan proposal perdamaian yang memberikan win-win solution untuk kedua pihak yang memungkinkan Garuda pada suatu titik mampu membayarkan utangnya.
Dalam proposal tersebut diproyeksikan pengangkutan penumpang Garuda bisa pulih secara bertahap hingga kembali ke posisi normal pada 2024 mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan sama, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyebut pihaknya punya beberapa strategi menghadapi tahun depan dengan rencana bisnis baru yang menekankan empat elemen.
Pertama, mengoptimalkan rute penerbangan yang menguntungkan; fokus pada rute penerbangan domestik, dan hanya terbang ke destinasi internasional tertentu.
Kedua, menyesuaikan jumlah armada dengan kebutuhan, baik Garuda maupun anak usaha Citilink. Selain itu, tahun depan tipe pesawat yang digunakan akan dirampingkan guna mengoptimalkan biaya perawatan.
Ketiga, melakukan renegosiasi kontak sewa pesawat yang saat ini sedang berlangsung. Keempat, meningkatkan kontribusi pendapatan kargo melalui optimalisasi belly capacity dan digitalisasi operasional.
Di sisi lain, Irfan tak menampik ada lessor yang tidak terima dengan proposal baru Garuda menurunkan jumlah sewa pesawat. Namun, ia optimistis negosiasi dengan para lessor akan berjalan lancar karena mayoritas menunjukkan sikap positif.
"Pasti ada beberapa lessor yang tidak akan terima tapi sepanjang pemahaman kami, diskusi cukup positif dengan mayoritas para lessor," tutupnya.
(bir/bir)