Bendungan Randugunting Bisa Rampung Desember, Lebih Cepat dari Target

CNN Indonesia
Selasa, 21 Des 2021 09:39 WIB
PUPR menyebut pengerjaan konstruksi Bendungan Randugunting di Blora, Jateng, sudah 98 persen dan diperkirakan rampung pada akhir Desember. Ilustrasi. (CNN Indonesia/ Michael Josua).
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko menyebut saat ini pengerjaan konstruksi Bendungan Randugunting di Desa Kalinanas Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, sudah 98 persen dan direncanakan tuntas pada akhir Desember 2021.

Konstruksi bendungan sendiri telah dimulai pada November 2018 dengan masa kontrak hingga November 2022. Artinya, Bendungan Randugunting tuntas lebih cepat 11 bulan dari target awal.

"Ini merupakan suatu percepatan hasil kerja sama yang sangat bagus antara Kementerian PUPR dengan seluruh mitra kerja terkait, termasuk Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, Kementerian terkait, Perhutani," terang Jarot melalui keterangan resmi, Kamis (16/12) lalu.

Jarot menuturkan bendungan itu akan memberikan manfaat untuk mendukung penyediaan air baku di Kabupaten Pati sebanyak 50 liter per detik. Kemudian, untuk Kabupaten Rembang 50 liter per detik, sedangkan di Kabupaten Blora sebesar 100 liter/detik.

Selain itu, bendungan ini juga berpotensi untuk pengembangan pariwisata dan agrowisata di Kabupaten Blora.

Tidak hanya itu, Jarot juga menyebut dengan total kapasitas tampungan sebesar 14,42 juta m3 sebagai bendungan multifungsi, juga akan bermanfaat sebagai konservasi untuk menampung air hujan, sehingga tidak sia-sia terbuang ke laut dan bisa mengisi cadangan air tanah di Blora yang kekeringan.

Lebih lanjut, Jarot mengatakan selesainya bendungan yang merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) ini juga akan mendukung peningkatan irigasi premium.

Irigasi premium yang dimaksud, yakni irigasi yang sumber airnya dari bendungan untuk mengairi areal pertanian di kawasan kering Kabupaten Blora dan Rembang melalui Daerah Irigasi (DI) Kedungsapen seluas 630 hektare (ha) dengan pola tanam padi-padi-palawija.

"Kami harapkan suplai air irigasi yang cukup sepanjang tahun dapat meningkatkan indeks pertanaman dari 180 persen ke 250 persen," imbuh Jarot.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Kementerian PUPR M Adek Rizaldi mengatakan pembangunan Bendungan yang dikerjakan oleh PT Wijaya Karya-PT Andesmont Sakti (KSO) dengan biaya APBN 2018-2022 senilai Rp880 miliar itu bisa selesai lebih cepat karena tidak ada hambatan secara teknis untuk konstruksi dan sosial dalam pembebasan lahan.

"Secara teknis, tidak diperlukan penanganan khusus untuk konstruksinya, material timbunan juga tersedia di daerah genangan, serta didukung cuaca yang kondusif karena lebih banyak musim kemarau. Tidak kalah penting untuk pembebasan lahan juga tidak ada kendala," kata Adek.



(mrh/bir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK