PT Bank Jago Tbk meluncurkan layanan membuka bank rekening dana nasabah (RDN) tanpa syarat saldo minimum (minimum balance). Pembukaan RDN lewat Bank Jago merupakan kerja sama antara bank digital tersebut dengan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo menyebut bergabungnya Bank Jago membuat total Bank Administrator RDN KSEI menjadi 17 bank.
"Kehadiran layanan RDN Bank Jago akan membantu pertumbuhan jumlah investor di Tanah Air yang saat ini memiliki kebutuhan akan layanan investasi yang lebih mudah dan cepat," ujarnya, lewat rilis, Rabu (22/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Uriep menambahkan melalui kerja sama layanan RDN dengan Bank Jago, maka akselerasi pertumbuhan investor di masa depan diharapkan semakin bertambah.
KSEI berharap jumlah perusahaan sekuritas yang berkolaborasi dengan Bank Jago akan terus bertambah, khususnya dalam rangka mempercepat proses pembukaan rekening elektronik, mengingat saat ini merupakan era digitalisasi.
Dengan persetujuan dari KSEI, layanan RDN Bank Jago sudah bisa digunakan oleh nasabah perusahaan sekuritas yang bekerja sama dengan Bank Jago, di antaranya Mahakarya Artha Sekuritas (Stockbit) dan Trimegah Sekuritas Indonesia.
Kini proses pembukaan RDN Bank Jago juga bisa dilakukan langsung saat pembukaan akun trading di aplikasi Stockbit.
"Kunci layanan RDN Bank Jago adalah, aman, simple dan real-time karena para investor bisa merasakan seamless experience pada saat pembukaan RDN dan transaksi. Prosesnya cepat karena pembukaan akun trading, RDN Bank Jago, dan rekening tabungan Bank Jago bisa dilakukan sekaligus di aplikasi Stockbit," terang Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar.
Sebagai informasi, pertumbuhan investor dalam negeri tumbuh pesat di tengah pandemi covid-19. Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan jumlah investor pasar modal hingga akhir November 2021 mencapai 7,1 juta investor, bertambah 3,3 juta atau tumbuh 84,3 persen dibandingkan dengan akhir 2020.
Data yang sama menunjukkan bahwa sebanyak 81,3 persen investor di Indonesia berusia 40 tahun ke bawah atau tergolong milenial.