PT Kayan Hydro Energy (KHE) menyebut konstruksi tahap pertama pembangkit listrik tenaga air (PLTA) akan dimulai pada tahun depan, setelah perusahaan mengantongi izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH).
Namun, Direktur Operasional PT KHE Khaerony menerangkan baru satu dari lima bendungan di sungai Kayan yang mengantongi izin. Padahal, ia mengklaim telah memenuhi seluruh syarat. Ia bahkan mengaku telah menunggu selama dua tahun.
Adapun lokasi bendungan tersebut ada di Sungai Kayan, Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
"Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) untuk bendungan 1 baru saja keluar minggu lalu dari BKPM," ujar Khaerony lewat rilis, Jumat (24/12).
"Sementara untuk bendungan lainnya masih tertahan, sedangkan kami telah menunggu hampir dua tahun lamanya. Seharusnya izin untuk bendungan lainnya juga sudah keluar karena semua persyaratan dan kewajiban sudah kita penuhi," lanjut dia.
Dia menuturkan sejak 2011, KHE telah melakukan berbagai kegiatan, baik di lapangan maupun di pemerintah pusat dan daerah, sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk memperoleh izin dan rekomendasi membangun bendungan.
Masih lambatnya proses perizinan membuat Khaerony menyinggung soal omnibus law atau UU Cipta Kerja yang digadang bakal menjamin izin usaha dikeluarkan cepat.
"Bagaimana kami mau kerja, kalau izin untuk bendungan masih ditahan? Selama ini kami bekerja hanya di luar kawasan hutan. Kalau kami kerja di wilayah yang izinnya belum kami kantongi nanti akan melanggar hukum," lanjut Khaerony.
Tahun ini, KHE menyiapkan infrastruktur penunjang konstruksi pembangunan PLTA Kayan Cascade dengan nilai investasi senilai US$17,8 miliar. Target PLTA Kayan rampung dibangun pada 2025 dan tahap commercial operation date (COD) pada 2026 mendatang.
"Jika semua perizinan beres, kami optimis selesai sesuai target dan berjalan optimal, yang di mana kami juga melakukan kerja sama dengan Kawasan Industri Hijau dan Pelabuhan Internasional Tanah Kuning-Mangkupadi agar nanti sumber daya listrik yang besar dari PLTA ini dapat terintegrasi menjadi sumber listrik utama mereka," tandas Khaerony.