Pengamat Pasar Modal Riska Afriani memproyeksikan indeks bergerak antara 6.531 hingga 6.646 dalam sepekan ke depan. Ia pun melihat ruang gerak indeks akan terbatas akibat beberapa sentimen.
"Dari dalam negeri, meredanya kekhawatiran atas penyebaran varian omicron dan kasus covid-19 secara harian yang juga relatif rendah," kata Riska, Minggu (26/12).
Namun, sentimen dalam negeri lainnya dinilai dapat menopang kinerja indeks adalah peningkatan konsumsi masyarakat jelang libur akhir tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, sentimen luar negeri yang akan pengaruhi IHSG antara lain dari bank sentral AS dan kinerja manufaktur China.
"Dallas fed manufacturing index, initial jobless claim AS pada 25 Desember, dan NBS manufacturing PMI China per Desember," ucapnya.
The Dallas Fed merupakan survei outlook manufaktur Texas yang diadakan oleh bank sentral di Dallas, Amerika Serikat. Apabila laporan sudah dirilis, maka data yang akan dimunculkan ialah output, ketenagakerjaan, permintaan, harga, dan indikator lainnya.
Initial Jobless Claim sendiri merupakan tolak ukur yang dilakukan Pemerintah AS terkait ketenagakerjaan dan pengangguran. Sementara, NBS Manufacturing PMI China merupakan purchasing manager indeks China.
Riska merekomendasikan beberapa saham untuk dimiliki, antara lain PT Unilever Indonesia Tbk atau UNVR yang ditutup menguat pekan lalu di 4.200. Kemudian, emiten perbankan seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BBNI.
Selain itu, ia juga merekomendasikan emiten pertambang seperti PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang ditutup menguat 3,26 persen pada Jumat lalu. Terakhir, emiten retail seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang ditutup naik tipis 0,39 persen juga ia rekomendasikan untuk dimiliki.